Sikap Ini Harus Dihindari dalam Beragama

8 Oktober 2020, 10:53 WIB
Suasana kampus UIN Bandung di Cibiru, Kota Bandung. Lulusan UIN harus punya kekhasan dibandingkan perguruan tinggi lainnya /SARNAPI/"JS"/

 

 

JURNAL SOREANG- Dalam memahami dan menjalankannya ajaran agama, maka tiap pemeluk agama harus menghindari sikap ekstremisme beragama. Wawasan ekstremisme beragama cenderung membuat penganutnya bersikap keras dan radikal dengan ciri khas utama menafikan eksistensi pandangan orang/kelompok lain yang berbeda.

"Untuk mencegah ekstremisme beragama, maka harus dikembangkan sikap moderasi beragama. Moderasi ini bisa tecermin dalam kurikulum pendidikan Islam," kata Ketua Prodi Pendidikan Islam S3 UIN SGD, Prof. Dr. Muhibbin Syah, M.Ed, saat dihubungi, Kamis, 8 Oktober 2020.

Kurikulum moderasi beragama harus memuat tiga nilai (value) agar bisa menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya.

Baca Juga: Banyak Konsumen Dirugikan, tapi Perlindungan Masih Lemah


"Contoh etika berhubungan erat dengan nilai; sifat atau hal penting dan berguna bagi kemanusiaan. Contoh nilai keagamaan diperlukan untuk pembangunan karakter bangsa," ucapnya.

Nilai keagamaan adalah konsep penghargaan masyarakat terhadap ajaran pokok keagamaan yang bersifat suci dan dijadikan pedoman berperilaku warga masyarakat tersebut.


“Nilai moderasi beragama adalah hal-hal utama yang bersifat fundamental yang menjadi dasar yang mendorong orang menjadi moderat dalam beragama,” katanya.

Baca Juga: Bohong, Tempat Wisata Pangandaran Tutup

Dalam melalukan inovasi kurikulum Pendidikan Islam diperlukan adanya upaya penyisipan nilai-nilai moderasi beragama agar para mahasiswa memiliki sikap dan perilaku moderat.

"Ada nilai fundamental yang terdapat pada wawasan/cara pandang moderasi beragama yakni toleransi. Sikap ini mencerminkan pengakuan dan penghargaan terhadap pelbagai perbedaan, yaitu perbedaan suku dan budaya, perbedaan mazhab dan agama, dan sebagainya," katanya.

Sikap lainnya adalah keadilan tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Baca Juga: Kampus Ini Melakukan Inovasi dengan Memasukkan Moderasi Beragama

"Toleransi juga bermakn keseimbangan antara mengambil hak dengan menunaikan kewajiban dan antara kepentingan duniawi dengan kepentingan ukhrawi," katanya.

Terakhir adalah kesetaraan dalam arti memandang siapa pun berderajat sama (setara) seraya menjauhi sikap dan perilaku yang merendahkan, melecehkan orang atau kelompok lain.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler