JURNAL SOREANG- Anggota Komisi IV DPR, Andi Akmal Pasluddin meminta kepada pemerintah untuk mengevaluasi kembali program food estate yang telah menghabiskan dana negara cukup besar.
Menurut Akmal, meski Kementeraian Pertanian mengklaim Food Estate yang berupa program ketahanan pangan suskses di masa pandemi, tapi pada kenyataannya, impor beberapa komoditas pangan sejak tahun 2020 masih terus saja berlangsung.
"Saat ini situasi pangan kita tidaklah benar-benar aman dari sisi pemenuhan komoditas pangan dari dalam negeri. Impor masih terjadi sana-sini baik di tanaman pangan, hortikultura maupun peternakan seperti daging sapi," kata Andi Akmal dalam pernyataannya, Rabu 25 Agustus 2021.
Bahkan Nilai tukar petani (NTP) bulan Juli pun menunjukkan penurunan dari bulan sebelumnya.
"Jadi perlu ada ealuasi, antara anggaran yang dikeluarkan negara dengan hasil yang berdampak kepada masyarakat pada usursan pemenuhan kebutuhan pangan," ucap Akmal.
Legislator asal Sulawesi Selatan II ini mengatakan, saat ini masih terjadi terganggunya rantai pasokan pangan domestik dan proses produksi pangan akibat anjuran pembatasan sosial ditambah banyaknya pemutusan kerja di masa pandemi Covid-19.
Baca Juga: Anggota DPR: Food Estate Bisa Jadi Solusi Kurangi Impor Pangan, Ini Syaratnya
"Kenaikan angka pengangguran berpotensi menurunkan daya beli dan meningkatkan kerawanan pangan dan gizi. Negara kita perlu solusi pangan yang berkesinambungan dengan tersedia produk pangan yang murah untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga, sekaligus memiliki kualitas gizi yang baik," ujarnya