Impor Pangan Masih Marak Meski Sudah Ada Food Estate, DPR: Pemerintah Harus Evaluasi Food Estate

- 25 Agustus 2021, 16:58 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersama kementerian lainnya melakukan panen dalam program Food Estate di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Anggota DPR minta program dievaluasi karena impor pangan masih marak.n
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersama kementerian lainnya melakukan panen dalam program Food Estate di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Anggota DPR minta program dievaluasi karena impor pangan masih marak.n /Instagram/@syasinlimpo/

JURNAL SOREANG- Anggota Komisi IV DPR,  Andi Akmal Pasluddin meminta kepada pemerintah untuk mengevaluasi kembali program food estate yang telah menghabiskan dana negara cukup besar.

Menurut Akmal, meski Kementeraian Pertanian mengklaim Food Estate yang berupa program ketahanan pangan  suskses di masa pandemi, tapi pada kenyataannya, impor beberapa komoditas pangan sejak tahun 2020 masih terus saja berlangsung.

"Saat ini situasi pangan kita tidaklah benar-benar aman dari sisi pemenuhan komoditas pangan dari dalam negeri. Impor masih terjadi sana-sini baik di tanaman pangan, hortikultura maupun peternakan seperti daging sapi," kata Andi Akmal dalam pernyataannya, Rabu 25 Agustus 2021.

Baca Juga: Luas Panen Padi Tahun 2020 Turun 20,61 Ribu Hektar, FPKS DPR; Mana Kontribusi Program Food Estate Kementan?

Bahkan Nilai tukar petani (NTP) bulan Juli pun menunjukkan penurunan dari bulan sebelumnya.

"Jadi perlu ada ealuasi, antara anggaran yang dikeluarkan negara dengan hasil yang berdampak kepada masyarakat pada usursan pemenuhan kebutuhan pangan,"  ucap Akmal.

Legislator asal Sulawesi Selatan II ini mengatakan, saat ini masih terjadi terganggunya rantai pasokan pangan domestik dan proses produksi pangan akibat anjuran pembatasan sosial ditambah banyaknya pemutusan kerja di masa pandemi Covid-19.

Baca Juga: Anggota DPR: Food Estate Bisa Jadi Solusi Kurangi Impor Pangan, Ini Syaratnya

"Kenaikan angka pengangguran berpotensi menurunkan daya beli dan meningkatkan kerawanan pangan dan gizi. Negara kita perlu solusi pangan yang berkesinambungan dengan tersedia produk pangan yang murah untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga, sekaligus memiliki kualitas gizi yang baik," ujarnya 

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah