Sebagai sarana penghubung tersebut maka diadakan suatu ritual dan terdapat seorang yang melantunkan sansana sebagai wahana untuk berbicara kepada roh-roh leluhur atau Roh Sangiang.
Roh leluhur atau roh Sangiang dalam kepercayaan Dayak Ngaju adalah roh yang sakti.
Oleh karena itu, manusia harus menceritakan atau membicarakan sesuai dengan kebenaran.
Tradisi lisana sansana dilaksanakan masyarakat Desa Pulau Kaladan pada acara seperti memberikan nama pada anak, bernazar.
Begitu juga saat mendirikan tiang rumah, serta pada saat pengantin adat Dayak Ngaju atau penganten mandai.***