Mantul, Mahasiswi Ini Ibarat Emas Setelah Menulis di Jurnal Ilmiah

2 Desember 2020, 20:23 WIB
MAHASISWI UIN SGD, Siti Rahmah /HUMAS UIN SGD/

JURNAL SOREANG- Mahasiswa ibarat emas terkhusus dalam penguatan publikasi artikel di jurnal ilmiah. Kenyataan ini harus diakui karena dalam teknis penulisan artikel ilmiah terdapat beberapa penerapan perangkat aplikasi. Mahasiswa generasi sekarang mereka lahir di era aplikasi.

Pernyataan tersebut disampaikan Dr. Wahyudin Darmalaksana, M.Ag., Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati (SGD) saat ditemui di kantornya Jalan AH. Nasution 105 Bandung, Indonesia, Rabu, 2 Desember 2020.

“Mula-mula mahasiswa dikenalkan berbagai platform penghimpun data yang menyimpan data-data hasil penelitian dari tahun-tahun ke belakang hingga data paling mutakhir. Mahasiswa diarahkan untuk mengakses pusat-pusat data tersebut dan mereka dilatih bagaimana menambang data dari himpunan data itu,” tutur Wahyudin.

Baca Juga: Hebat, 57 Artikel Mahasiswa Kampus Islam Ini Berhasil Registrasi Konferensi Internasional

Mahasiswa juga dilatih penggunaan aplikasi references berupa perangkat untuk memilah, memilih, dan menghimpun sumber-sumber rujukan, apakah artikel jurnal atau kah e-book.

"Mahasiswa generasi sekarang memiliki kecerdasan yang luar biasa dalam melakukan literasi berbagai perangkat aplikasi. Penguasaan mahasiswa dalam penggunaan aplikasi references dapat dilampaui dengan cepat,” ungkapnya.

Lebih luar biasa lagi, mahasiswa memiliki kemampuan yang cepat dalam mengadaptasi template artikel jurnal ilmiah. Menulis artikel untuk sasaran publikasi di jurnal ilmiah tidak boleh keluar dari template.

Baca Juga: Dokter Sardjono Jadi Dokter Pertama di Pamekasan yang Meninggal Dunia Akibat Covid-19

" Saya melihat tidak ada persoalan di lingkungan mahasiswa dalam mengerjakan templating. Hingga akhirnya mereka menghasilkan naskah artikel siap kirim ke jurnal ilmiah,” ujarnya lagi.

Dia mengatakan, kalau mahasiswa belum latihan login dan submission, maka belum khatam. Yaitu, login ke jurnal open access dan melakukan pengiriman naskah mengikuti aturan open journal system. Selebihnya adalah proses korespondensi dengan editorial jurnal termasuk pengiriman ulang naskah setelah direvisi sesuai hasil review dari penelaah artikel jurnal.

"Bahkan, saya bilang latihan belum khatam kalau artikel belum terbit di jurnal,” lanjutnya.

Baca Juga: Viral Di Medsos, Oknum Kader PKK Diduga Bagikan Uang untuk Kampanye Paslon Pilkada Kabupaten Bandung

Salah satu mahasiswa yang  berhasil menulis di jurnal ilmiah adalah Siti Rahmah, Mahasiswa Semester V Jurusan Ilmu Hadis UIN SGD. Dia berbagi pengalaman bagaimana tahapan publikasi di jurnal ilmiah.

“Saat pertama memulai menulis artikel yaitu menentukan tujuan penelitian, menentukan rumusan masalah, mengurai pertanyaan penelitian, mencari referensi, melakukan tinjauan pustaka, membuat kerangka berpikir, menyusun metode penelitian, dan menyusun sistematika,” ujar Siti.

Tahap penyelesaian artikel yaitu menyusun pendahuluan, menganalisis atau menjawab semua pertanyaan rumusan masalah, menyimpulkan hasil pembahasan dan membuat abstrak.

Baca Juga: Ingin Konsultasi Psikologi Berbasis Islam, Datangkah ke Kampus Ini

“Proses submit artikel ke jurnal yang pertama isi profil atau data dirinya, wajib diisi yang ada tanda bintangnya. Di bagian register dicentang author able to submit items to the journal dan biar tidak lupa username dan password, centang juga bagian confirmation," katanya.

Setelah itu klik new submission untuk memasukan artikel. Lalu ikuti beberapa steps atau panduan yang diperintahkan dan harus dipastikan artikel submitted. Di setiap step klik save and continue 

Artikel mahasiswa ini diterima oleh editor jurnal untuk terbit dengan revisi ringan karena penulisan telah sesuai template dari jurnal yang bersangkutan.

Baca Juga: Merdeka Belajar, Begini Maksudnya

“Beberapa revisi harus dilakukan sebelum naskah dikirim ulang ke jurnal, terutama memastikan tidak ada typo di artikel itu,” ujar mahasiswa Jurusan Ilmu Hadis ini.

Sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan atas prestasi dan pencapaian ini, dosen pendamping mengajukan Sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dalam bentuk Hak Cipta ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia di Jakarta.

“Setelah artikel terbit di jurnal dan terlebih bisa meraih HKI, perasaan saya seneng banget. Suatu pencapaian yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya,” katanya.

Baca Juga: Sekolah Desak Aturan Teknis Belajar Tatap Muka. Belum Ada Kejelasan dari Pemerintah Daerah

Siti Rahmah menerbitkan artikel berjudul “Kontroversi Hadis Amalan Sunnah Bulan Rajab” dan berhasil tayang pada Volume 1 No. 2 Tahun 2020 di Jurnal Khazanah Multidisiplin Program Pascasarjana UIN SGD.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler