3 Desa Wisata Rintisan Jabar Ini Masuk ADWI, Wilayah Purwakarta Masuk 300 Besar

31 Mei 2023, 16:17 WIB
Rekomendasi desa wisata rintisan Purwakarta yang patut dikunjungi. /jabar.jadesta.com

JURNAL SOREANG - Jawa Barat selain terkenal dengan sebutan “Jabar Jawara” ternyata bukan hanya sembarang kata. Jawa Barat memiliki daerah potensial yang menjadi tempat wisata.

Tapi tahukah kalian kalau salah satu daerahnya yaitu Purwakarta. Wilayah ini walaupun masih ada yang rintisan tapi berhasil menduduki posisi 300 besar salah satunya.

Berikut 3 desa wisata rintisan Pangandaran yang patut dikunjungi.

Baca Juga: Benarkah Ada Cuti Bersama Hari Raya Idul Adha 2023? Cek Isi SKB 3 Menteri Terbaru

1. Kampung Bojong Honje (Cibuntu)

Desa ini berhasil masuk 300 besar. Desa Cibuntu merupakan salah satu desa di Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta. Kampung ini merupakan hasil pemekaran kampung dari kampung Sumurugul sedangkan nama Cibuntu berasal dari jalan buntu antara Kampung Desa Raharja dan Kampung Desa Cibuntu.

Desa Cibuntu memiliki dua desa, tiga RW dan sembilan RT. Oleh karena itu, suhu di desa Cibuntu sejuk, 23-30 °C. Penduduk Desa Cibuntu bermata pencaharian sebagai buruh tani, petani dan peternak. Mayoritas agama yang dianut oleh penduduk desa Cibuntu adalah Islam.

Baca Juga: Nama Populer Sering Masuk Bursa Pemilu, Fahri Hamzah: Popularitas itu Racun bagi Demokrasi

2. Kampung Tajur

Pariwisata berwawasan lingkungan dan budaya setempat dengan melibatkan masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut (ecotourism based on community development). Desa Pasanggrahan merupakan salah satu desa di Kecamatan Bojong Kabupaten Purwakarta dan merupakan desa wisata di kaki Gunung Burangrang dengan ketinggian 800 mdpl dan suhu udara rata-rata 25°C.

Berdasarkan potensi Kampung Tajur dan masih kuatnya kearifan lokal, Kampung Tajur kemudian ditata dan dikembangkan dan kemudian diberi nama Kampung Kahuripan (Kampung dengan kehidupan). Rumah Panggung Kampung Tajur menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang. Ada sekitar 43 rumah panggung dengan ciri tradisional Sunda di satu desa.

Desain bangunan itu disebut Julang Ngapak dan memiliki warna seragam hitam putih khas Desa Tajur. Di sini wisatawan bisa menginap di rumah penduduk (homestay). Setiap rumah rata-rata memiliki dua kamar tidur untuk tamu, sehingga wisatawan tinggal bersama pemilik rumah.

Baca Juga: Cek Jadwal Idul Adha 2023 Versi NU, Muhammadiyah hingga Pemerintah, Berpotensi Berbeda?

3. Legok Barong

Desa Wisata Legokbarong menjadikan pengembangan wisata masyarakat atau sosial sebagai tema atau aktor utama dan memanfaatkannya untuk kepentingan masyarakat desa Pusakamulya. Kelompok swadaya dan lembaga swadaya masyarakat berusaha dalam kegiatan sosialnya untuk meningkatkan pemahaman tentang pariwisata, menyesuaikan peran dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata di wilayahnya, serta meningkatkan nilai pariwisata dan memperkuatnya bagi masyarakat setempat . kesejahteraan Sebagai pelaku utama, komunitas atau masyarakat berupaya untuk meningkatkan potensi atau daya tarik wisata kawasan desa Pusakamulya. Selain itu, para pemimpin atau gereja mempersiapkan diri untuk menjadi tuan rumah yang baik bagi para turis ketika mereka berkunjung. Tujuan dari semua kegiatan para pemimpin atau masyarakat di desa wisata adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan aset dan potensi yang dimiliki.

Destinasi di sekitar Desa Wisata antara lain Saung Manglid, Pasir Langlang Panyawangan dan lain-lain. ***

 

 

Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYouTube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang

Editor: Josa Tambunan

Sumber: jabar.jadesta.com

Tags

Terkini

Terpopuler