Keesokan paginya, PKI yang dipimpin Letkol Untung merebut Radio Republik Indonesia (RRI) dan menyebarkan berbagai propaganda.
Namun tak sampai sehari, stasiun radio pelat merah tersebut berhasil direbut kembali oleh Kostrad (Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat).
Pemberontakan tersebut akhirnya berhasil diredam dalam waktu 5 hari di bawah komando Mayjen Soeharto
Hingga sisa-sisa pemberontak diburu ke seluruh penjuru daerah, termasuk D. N. Aidit yang diduga menjadi dalang dari peristiwa mengerikan tersebut.
Jasad para Jenderal dan satu perwira pertama itu pun akhirnya berhasil ditemukan di sumur Lubang Buaya pada tanggal 3 Oktober 1965, dan kemudian ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi.
Baca Juga: Jelang 30 September, Mengenang Kembali Pemberontakan PKI yang Gugurkan 7 Pahlawan Revolusi
Pemerintah Orde Baru kemudian menetapkan 30 September sebagai hari peringatan Gerakan 30 September (G30S PKI) dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai hari Kesaktian Pancasila.
Hari Kesaktian Pancasila mengandung makna perkabungan nasional, yaitu kekuatan anti-pancasila atau berbagai pemberontakan perlu disikapi dengan pemahaman kesejarahan yang bersifat rasional bukan dengan irasionalitas keyakinan saktinya Pancasila.
Setiap keberhasilan dan kegagalan pada hakekatnya berasal dari strategi dan operasi yang dijalankan secara rasional.