Teks Ceramah Ramadhan 2021, Ramadhan dan Kaum Perempuan

20 April 2021, 09:20 WIB
Hj. Nani Muharomah (Sekretaris PW Muslimat NU Jabar dan Pengurus Yayasan Ad Dimyati Pesantren Sirnamiskin Kota Bandung) /

JURNAL SOREANG- Bulan Ramadhan adalan bulan yang yang  dinantikan dan dirindukan oleh semua umat Islam, tak terkecuali perempuan  Karena pada bulan ini penuh dengan rahmat, ampunan dan kemenangan sehingga laki-laki dan perempuan menyambutnya dengan suka cita.

Dalam ajaran Islam, Perempuan dan laki-laki mempunyai kedudukan yang sama. Perbedaan antara perempuan dan laki-laki hanya terletak dari nilai pengabdiian dan ketakwaannya kepada Allah SWT.

 Dalam konsep keluarga,  laki-laki dan perempuan sebagai suami istri mempunyai hubungan setara dan saling melengkapi. Bukan saling menguasai atau merendahkan satu sama lainnya. Banyak kelebihan yang diberikan Allah pada perempuan yakni kedudukan, kemulian dan peranan dalam keluarga, masyarakat dan negara sesuai denga fitrahnya. Kelebihan lain dari perempuan yang merupakan kodratiah  adalah mengandung, menyusui dan melahirkan.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW, “Kamu sekalian adalah pemimpin, dan kamu sekalian bertanggung jawab atas orang yang dipimpinnya. Seorang Amir (raja) adalah pemimpin, seorang suami pun pemimpin atas keluarganya, dan isteri juga pemimpin bagi rumah suaminya dan anak-anaknya. Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu sekalian akan diminta pertanggungjawabannya atas kepemimpinannya.”

Di bulan Ramadhan kali ini, agar Ramadhan dapat diraih dengan sukacita dan seluruh anggota keluarga dapat menjalankan puasa dengan baik, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para perempuan "menteri dalam negeri" dalam rumah tangga.

Baca Juga: Menjalankan Puasa Ramadhan Merupakan Rukun Puasa dan Syarat Wajib Dipenuhi Seorang Muslim, Ini Penjelasannya

Baca Juga: ARTIKEL: Mewujudkan Puasa yang Berkualitas

1.       Menyiapkan makanan yang halal dan bergizi sehingga tumbuh kembang anak bisa tercapai secara optimal. Bukan hanya itu, asupan gizi yang baik akan membuat imun keluarga kita meningkat sehingga puasanya dapat berjalan dengan baik dan terhindar dari paparan Covid-19.

2.       Karena belajar masih daring, maka anak-anak akan tetap memakai gawainya masing-masing. Karena itu pastikan 5 M, yakni :

a.       MEMILAH konten, sehingga dipastikan bahwa konten yang ada di gawai adalah konten yang baik dan benar.

b.      MEMILIH konten yang baik yang sesuai dengan usia tumbuh kembang anak, sehingga bisa dipastikan bahwa konten tersebut sudah sesuai dengan usia perkembangan anak.

Baca Juga: Badan Lemas Setelah Berpuasa Seharian? Berikut Tips Sehat Puasa Selama Ramadhan 2021

Baca Juga: Dua Kali Lewati Ramadhan, Berharap Anaknya Azka Masuk Islam, Deddy Corbuzier Mengaku Tidak Memaksakan

c.       MENEMANI anak memakai gawai agar terhindar dari hal-hal negatif yang akan merusak perkembangan anak, misalnya sering kali tiba-tiba ada pornografi, padahal gawai anak  sudah diprotek.

d.      MENJELASKAN.  hal-hal yang dianggap akan menyebabkan salah persefsi.

e.       MEMBATASI pemakain gawai sehingga harus dibuat kesepakatan dengan anak berapa jam dan kapan memakai gawai. Hal ini perlu dilakukan agar anak terhindar dari kecanduan gawai. 

3.       Membimbing kegiatan ibadah anak-anak sebab ibu adalah sekolah pertama dan utama bagi anak-anaknya. Pendidikan Agama wajib ditanamkan dan dibiasakan sejak awal.Dalam kitab akhlakul banat, pendidikan dan pembiasaan kegiatan agama harus dilakukan sejak kecil bahkan sejak bayi agar anak-anak menjadi biasa menjalankan kewajiban agamanya.

Baca Juga: 3 Tips Tadarus Al-Quran di Bulan Ramadhan, Sangat Mudah dan Dijamin Khatam

Baca Juga: Masuk Status Kufur, Ini Akibat Bila Tinggalkan Puasa Ramadhan dengan Sengaja

Karena kalau diajarkan ketika sudah balig atau dewasa akan sulit melakukannya karena  tidak terbiasa dan tidak bisa atau tidak faham.Seperti hadis Nabi SAW, “Suruhlah anak kalian shalat ketika berumur 7 tahun, dan kalau sudah berusia 10 tahun meninggal-kan shalat, maka pukullah ia. Dan pisahkanlah tempat tidurnya (antara anak laki-laki dan anak wanita).

4.       Memberikan hadiah sebagai reward/penghargaan atas pretasi dalam menjalankan kewajiban agamanya. Besar kecilnya sebuah hadiah bukanlah hal yang utama, yang terpenting adalah mmenghargai dan mengapresiasi apa yang sudah dilakukan oleh anak-anak.

Kegiatan seperti ini akan membuat anak-anak menjadi percaya diri dan mampu menghargai orang lain. Disamping itu selain reward,  juga yang tak kalah penting adalah penegakan aturan-aturan yang telah disepakati secara konsisten.

Baca Juga: Jalani Ramadhan Pertama Bersama Persib, Farshad Noor Jatuh Cinta Kepada Nasi Goreng

Baca Juga: Berat Badan Naik di Bulan Ramadhan 2021? Jalani Tips Berpuasa Ala Deddy Corbuzier

Misalnya ketika disepakati setiap hari selama Ramadhan setiap anggota keluarga wajib membaaca Alqur’an satu juz satu hari atau kita kenal dengan one day one Juz, maka orang tua, ibu atau ayah selain memberikan contoh juga memonitor sejauh mana anak-anak dapat menjalankannya. Dengan demikian orang tua dapat menerapkan kapan memberikan dorongan, kapan memberikan hukuman, dan kapan memberikan hadiah.  

5.       Momen Ramadhan adalah momen yang baik untuk menggugah empati terhadap sesama, karena itu momen ini bisa dimanfaatkan untuk mengajak anak-anak terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial di masyarakat sekitarnya  Misalnya anak-nak diajarkan untuk berbagi tajil, makanan, atau anak-anak diajarkan bagaimana menghitung zajak fitrah dan zakat maal kemudian memberikannya kepada mustahiq zakat.

Semoga Ramadhan kali ini kita mendapat Berkah dan kemuliaan dan dapat bertemu dengan Ramadhan tahun yang akan datang.***

 
Penulis Hj. Nani Muharomah (Sekretaris PW Muslimat NU Jabar dan Pengurus Yayasan Ad Dimyati Pesantren Sirnamiskin Kota Bandung).

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler