Cukupkah Pelaku Pencabulan Dihukum Mati? Ini Komentar Lucu Masyarakat Sunda

- 12 Januari 2022, 11:52 WIB
Ilustrasi pencabulan anak di bawah umur, Dosen FISIP Universitas Jember dituntut 8 tahun penjara.
Ilustrasi pencabulan anak di bawah umur, Dosen FISIP Universitas Jember dituntut 8 tahun penjara. /Alexas_Fotos/Pixabay

Dikutip Jurnal Soreang dari Facebook Rinrin Candraresmi, Rabu, 12 Januari 2022, kegeraman masyarakat Sunda atas kasus pencabulan terhadap anak-anak itu tak terelakkan.

Seniman teater itu mengunggah statusnya di Facebook dalam bahasa Sunda.

Baca Juga: 3 MISTERI Indonesia yang Belum Terpecahkan Bikin Geger Dunia, Salah Satunya Balok Tjipetir

Ketika Herry Wirawan, pemerkosa 13 santriwati dituntut hukuman mati, Rinrin berharap si pelaku dijatuhi hukuman penjara 13 tahun sebelum dihukum mati.

Setiap hari, katanya, di penjara si pencabul diberi santapan BF (blue film) hingga weureu (jenuh).

Berikut isi status Rinrin:

Alusna mah panjara heula salila 13 taun. Salila 13 taun, unggal poé paraban BF, sapoé 13 BF, sipatna wajib. Wajib lalajo! Teu kaci embung, siah! Weureu, weureu!"

Baca Juga: It’s My Dream! Layangan Putus Membuat Rekor Penayangan Terbanyak dalam 1 Hari

Artinya:

Lebih baik dihukum penjara dulu selama 13 tahun. Selama 13 tahun, tiap hari beri santapan BF, sehari 13 BF, sifatnya wajib.
Wajib nonton! Tidak boleh tidak! Jenuh, jenuh!

Halaman:

Editor: Sam

Sumber: Facebook


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x