Network
JURNAL SOREANG - Trust issue, atau masalah kepercayaan, merupakan satu dari banyak kompleksitas emosional yang menjadi bagian dari kehidupan manusia. Dibangun dari pengalaman masa lalu, ketakutan, dan kadang-kadang kecewa, rasa curiga ini menjadi seperti tembok yang sulit dilewati dalam hubungan interpersonal.
Banyak aspek mempengaruhi bagaimana seseorang melihat dan merespon kepercayaan, menghasilkan karakteristik yang menciptakan pola perilaku yang kompleks.
Pada artikel ini, mari kita bahas beberapa hal yang sering dialami oleh seorang yang trust issue.
1. Takut Disakiti: Luka yang Meninggalkan Bekas
Salah satu akar dari trust issue adalah rasa takut disakiti. Pengalaman masa lalu yang menyakitkan, seperti pengkhianatan, bisa menjadi pemicu utama dalam membentuk pola pikir yang penuh curiga terhadap orang lain. Rasa takut akan terluka kembali membuat seseorang menjadi waspada dan sulit untuk membuka diri pada orang lain.
2. Cenderung Menjaga Jarak sebagai Perlindungan: Menjaga Diri dari Potensi Bahaya
Seringkali, individu dengan trust issue cenderung menjaga jarak dengan orang lain. Ini bukan karena mereka tidak ingin berhubungan, tetapi lebih karena mereka melihat jarak sebagai perlindungan. Mereka menciptakan batas-batas emosional yang kuat untuk menghindari kemungkinan terluka atau kecewa oleh orang lain.
3. Overprotective pada Orang yang Disayangi: Cinta yang Berlebihan
Bagi mereka yang memiliki trust issue, orang-orang yang mereka sayangi sering menjadi fokus perlindungan yang berlebihan. Mereka cenderung menjadi overprotective dan terlalu waspada terhadap kemungkinan bahaya yang bisa menimpa orang yang mereka cintai. Hal ini bisa merusak hubungan, karena terkadang perlindungan yang berlebihan justru membuat orang yang disayangi merasa terkekang.
4. Kesulitan Mempercayai Orang Lain: Tembok yang Sulit Ditembus
Percaya pada orang lain adalah pilar penting dalam setiap hubungan. Namun, bagi individu dengan trust issue, mempercayai orang lain merupakan hal yang sulit dilakukan. Mereka cenderung melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang negatif dan memiliki keraguan yang mendalam terhadap niat baik orang lain.
Baca Juga: Indonesia Memukau Musée du Louvre, Paris dengan Pameran Wastra Selimut Nusantara
5. Pola Pikir Negatif: Menilai dengan Keraguan
Trust issue sering kali juga memunculkan pola pikir yang cenderung negatif dalam menilai orang lain. Mereka lebih cenderung melihat hal-hal yang buruk terlebih dahulu daripada mencari hal-hal positif dalam hubungan interpersonal. Ini membuat proses membangun kepercayaan menjadi jauh lebih sulit karena sering merasa ragu.
6. Ketakutan Terikat secara Emosional: Menghindari Keterlibatan
Bagi individu dengan trust issue, terikat secara emosional dengan orang lain dapat menimbulkan ketakutan yang mendalam. Mereka khawatir bahwa terlibat secara emosional akan membuka pintu bagi rasa sakit dan kekecewaan di masa depan, sehingga mereka cenderung menjaga jarak dalam hal ini.
Baca Juga: Mengelola Utang Usaha dengan Bijak: Tips Mencegah Kredit Macet Bagi Pengusaha
Trust issue bukanlah hal yang sederhana atau mudah diatasi. Membutuhkan kesabaran, pengertian, dan terkadang bantuan profesional untuk membantu seseorang melewati tembok yang mereka bangun.
Menyadari akar permasalahan, melibatkan diri dalam refleksi diri, dan secara bertahap membuka diri pada kepercayaan adalah langkah awal yang penting dalam proses penyembuhan. Semoga dengan upaya yang tepat, setiap individu dapat memulihkan kepercayaan mereka pada diri mereka sendiri dan orang lain.***
