Penelitian : Resiko Stoke Naik Jika Anda Bekerja 55 Jam per Pekan atau Lebih

- 16 Juli 2023, 21:29 WIB
Gambar orang kerja lembur, lebih dari 55 jam per pekan resiko stroke naik
Gambar orang kerja lembur, lebih dari 55 jam per pekan resiko stroke naik /YouTube Find Try CH/

 

 

JURNAL SOREANG –. Beberapa penelitian telah menunjukkan, bekerja berjam-jam dapat berdampak signifikan pada kesehatan jantung. Selain itu, jam kerja yang berlebihan juga menyebabkan kelelahan dan tekanan psikologis di kalangan pekerja.

 

The British Medical Journal (BMJ), yang meneliti data dari 600.000 orang di Eropa, Amerika Serikat dan Australia, menemukan bahwa bekerja setidaknya 55 jam seminggu dikaitkan dengan 33 persen risiko stroke dibandingkan dengan orang yang bekerja 35 dan 40 jam.

 

Ahli jantung V Rajasekhar mengatakan efek jam kerja yang panjang terhadap risiko kardiovaskular dapat dilihat dari berbagai arah, termasuk stres kronis, kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan makan yang tidak sehat, dan istirahat yang terbatas.

Baca Juga: Gejala Serangan Jantung yang Kurang Umum, Sering Dibaikan 

“Selain itu, gangguan tidur dan kelelahan kronis yang terkait dengan jam kerja yang panjang dapat meningkatkan risiko ini, yang pada akhirnya memengaruhi kesehatan jantung,” kata Rajasekhar dari HealthSite, Minggu (16/7/2023).

 

Rajasekhar mengatakan kekhawatiran meningkat karena prevalensi jam kerja yang panjang cenderung meningkat di seluruh dunia. Menurut Organisasi Buruh Internasional (ILO), sekitar 90 persen populasi dunia bekerja berjam-jam.

 

Pandemi Covid-19 telah memperburuk keadaan bagi banyak orang, karena peraturan telecommuting mengaburkan batas antara kehidupan pribadi dan profesional.

 Baca Juga: Peneltian Baru di Kanada : Vitamin K dapat Mencegah Diabetes

Rajasekhar mengatakan ada kebutuhan untuk meningkatkan kesadaran tentang potensi risiko bekerja berjam-jam. Dia menyarankan agar pengusaha memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang mempromosikan keseimbangan kehidupan kerja.

 

Selain itu, organisasi harus menetapkan batas waktu yang tepat dan mendorong teknik manajemen stres. Mengembangkan budaya komunikasi yang positif juga membantu karyawan merasa lebih nyaman dalam mengelola masalah beban kerja.

 

Pada saat yang sama, individu didorong untuk memprioritaskan kesejahteraan fisik dan mental. Selain berolahraga, Anda juga harus menerapkan gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, pola makan seimbang, tidur yang cukup, dan teknik pengurangan stres.

Baca Juga: Manfaat Daun Sukun Bagi Kesehatan, Bisa untuk Obat Diabetes 

“Pemeriksaan kesehatan rutin dan konsultasi dengan profesional kesehatan dapat membantu mengidentifikasi tanda-tanda awal masalah kardiovaskular dan mencegah potensi komplikasi,” ujarnya.  ***

                                                                          

 

*) Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYoutube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang dan TikTok @jurnalsoreang –e

Editor: Drs Tri Jauhari

Sumber: pmj


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x