Mengenal Penyakit Papilledema yang Dialami Kurnia Meiga, Ini Gejala dan Cara Penanganannya

16 Maret 2024, 14:10 WIB
Ilustrasi Penyakit Papilledema yang Dialami Kurnia Meiga. /tangkap layar YouTube Deddy Corbuzier/

 

 

JURNAL SOREANG - Belakangan ini, mantan kiper Timnas Indonesia, Kurnia Meiga kembali menjadi sorotan publik.

Usai bercerai dengan Azhiera Adzka pada Februari 2023 lalu, Kurnia harus berjualan keripik emping di TikTok untuk menyambung kehidupannya.

Terlebih lagi, Kurnia harus vakum lebih dini dari dunia sepakbola karena mengidap penyakit mata.

Penyakit mata, Papilledema yang diidap oleh Kurnia sejak 2017 membuat penglihatannya hanya berfugsi lima persen.

Baca Juga: RAMALAN CINTA ZODIAK 17 Maret 2024! Capricorn, Aquarius, dan Pisces Jangan Ragu Mengungkapkan Perasaan

Lantas, apa itu Papilledema yang membuat penderitanya kesulitan melihat jelas, dan bagaimana gejala serta cara penanganannya?

Dikutip Jurnal Soreang dari laman Healthline, Papilledema terjadi ketika tekanan di otak membuat saraf optik membengkak.

Lalu, bagaimana mengetahui gejala dan cara penangan yang tepat dalam kasus penyakit Papilledema ini?

 

1. Gejala Papilledema

Papilledema ringan dengan gejala minimal biasanya tidak perlu dikhawatirkan.

Gejala yang lebih parah dapat mengindikasikan adanya kondisi yang mendasari yang serius.

Baca Juga: Tindaklanjuti Dugaan Penganiayaan Pemuda di Desa Ngele-Ngele, Polres Pulau Morotai Periksa Beberapa Saksi

Gejala awal Papilledema yang paling umum adalah perubahan singkat pada penglihatan.

Perubahan ini mungkin hampir tidak terlihat pada awalnya, dengan penglihatan kabur, penglihatan ganda, melihat kilatan cahaya, atau kehilangan penglihatan yang berlangsung selama beberapa detik.

Jika tekanan otak terus berlanjut, perubahan ini dapat berlangsung selama beberapa menit atau lebih lama.

Dalam beberapa kasus, perubahan ini dapat menjadi permanen.

Pembengkakan otak yang menyebabkan papilledema memicu gejala lain yang membedakannya dari kondisi mata lainnya, termasuk:

- Merasa mual

- Muntah

- Mengalami sakit kepala yang tidak normal

- Mendengar dering atau suara lain di telinga (tinitus)

 Baca Juga: Di Tengah Harga Beras Naik, Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan di Kabupaten Padang Lawas, Ini Pesannya

2. Penanganan Papilledema

Biasanya, dokter akan melakukan pungsi lumbal atau disebut spinal tap untuk mengalirkan cairan ekstra dari otak sehingga mengurangi pembengkakan.

Dokter juga akan meresepkan acetazolamide (Diamox) untuk menjaga tekanan sistem saraf pada tingkat yang normal.

Jika kelebihan berat badan atau obesitas menyebabkan papilledema, dokter dapat merekomendasikan rencana penurunan berat badan serta diuretik.

Hal ini yang dapat membantu mengurangi tekanan di dalam kepala penderitanya.

Baca Juga: Dispusip Gelar Belian Fest 2024, Kang DS: Inovasi untuk Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Kabupaten Bandung

Jika tekanan darah tinggi menyebabkan Papilledema, dokter mungkin meresepkan obat untuk menjaga tekanan darah tetap terkendali.***

Editor: Josa Tambunan

Sumber: Healthline

Tags

Terkini

Terpopuler