JURNAL SOREANG - Situasi langkanya minyak goreng yang ditunjukkan dengan rebutannya warga terutama ibu rumah tangga di berbagai toko perbelanjaan minyak goreng kini sudah mulai mencoreng wajah negara Indonesia.
Hal ini dikatakan oleh Ketua Garda Pembela Keadilan, Andi Akmal Pasluddin, Selasa 8 Februari 2022.
Pernyataan Akmal ini bukan karena tidak berdasar mengingat Indonesia sebagai produsen Minyak Sawit Terbesar di Dunia, Namun masyarakatnya kesulitan minyak goreng.
"Pada tahun 2020, Indonesia sempat memproduksi minyak sawit sebesar 5,24 juta ton pada Oktober 2020 dengan besaran konsumsi hanya 1,5 juta ton," katanya.
Meski setahun kemudian pada Oktober 2021, turun 15,8%, dimana produksi minyak sebesar goreng 4,41 juta ton, tapi konsumsi masih konstan sekitar 1,5 juta ton.
“Bagaimana dunia tidak memandang miring dengan situasi negara kita, dengan kelimpahan pangan pada komoditas minyak goreng, namun rakyatnya kesulitan mendapatkan produk ini. Ini kan sudah menjadi ibarat pepatah tikus mati di lumbung padi,x ujar Akmal yang juga wakil rakyat asal Sulawesi Selatan II.
Baca Juga: Diduga Jual Minyak Goreng di Atas Harga yang Ditentukan Pemerintah, 8 Orang Diperiksa Polisi
Tidak ada alasan negara ini kekurangan minyak goreng, tapi situasi wajah negara kita sangat miris pada tata kelola komoditas minyak goreng ini.