"Saya bertemu dengan Mang Dayat, seorang petani yang mengeluh betapa sulitnya membuat KTP, karena Rancabali ke Soreang sangat jauh. Sesampainya di soreang tidak mendapat nomor antrean, sehingga dia harus balik lagi.
Pengalaman lain, kata Sahrul, adalah bagaimana untuk menekan hilangnya potensi PAD. "Saya sering kali di Sabtu-Minggu jalan ke daerah selatan, macetnya luar biasa," ujarnya.
Namun padatnya wisatawan ke Bandung Selatan itu, tak diiringi masuknya PAD untuk Pemkab bandung secara Signifikan. "Saya lihat di BPS, itu pendapatan dari pariwisata untuk retribusi pajak hanya Rp74 juta," ujarnya.***