Kang DS juga melansir bahwa dirinya sudah membuat program Jumat Keliling di mana setiap Jumat ia akan mengunjungi desa-desa untuk mengevaluasi kinerja sekaligus menyerap aspirasi terkait kebutuhan riil masyarakat di lapangan.
Baca Juga: Akibat Cuaca Ekstrim, Pohon Tumbang Menimpa Penjaga Vila
Dalam debat tersebut, Kang DS-Sahrul juga sempat menjelaskan terkait makna dari jargon 'Bedas' yang mereka usung, merupakan akronim dari Kata Bangkit, Edukatif, Dinamis, Agamis dan Sejahtera.
"Dilengkapi dengan 5 misi, 9 bidang dan 7 rencana aksi, tentunya pasangan Bedas dalam % tahun kedepan akan melakukan terobosan-terobosan, perubahan perubahan di kabupaten bandung," tutur Kang DS.
Sama seperti paslon lain, Kang DS juga setuju jika digitalisasi pelayanan publik harus segera dioptimalkan untuk menuju konsep smart city. Namun hal itu harus diiringi juga dengan penyediaan infrastruktur yang mumpuni.
Baca Juga: Indonesia Harus Siap Hadapi Potensi PD III
Hal itu, memang bisa dijawab dengan aplikasi digital yang bisa dibuat oleh pemerintah nantinya. Namun digitalisasi itu juga tidak akan optimal jika masih ada daerah yang masih kesulitan sinyal (blank spot) seperti saat ini.
"Ini yang harus kita lakukan bagaimana daerah-daerah tersebut bisa terjangkau BTS. Inis alah satu hal utama di awal, sehingga penerapan e-goverment yang lebih transparan dan pelayanan digital bisa dirasakan oleh semua," kata Kang DS.
Sementara itu Sahrul menceritakan pengalamannya saat datang ke ujung Selatan Kabupaten Bandung, tepatnya di Desa Cipelah, Kecamatan Rancabali.
Baca Juga: Pendukung dan Awak Media Kecewa Nobar Debat Publik Pilkada Kabupaten Bandung Cuma Pake TV Kecil