Macan Tutul Jawa Yang Ditemukan Terluka, Akhirnya Tak Tersemalatkan

Sam
- 26 Oktober 2020, 15:42 WIB
Proses evakuasi Macan Tutul  Jawa (Panthera Pardus Melas) oleh petugas dibantu warga saat ditemukan di perkebunan kopi milik warga di petak 3F Perhutani, di Kawasan Kawah Putih, Rancabali, Kabupaten Bandung, Jumat, 23 Oktober 2020.
Proses evakuasi Macan Tutul Jawa (Panthera Pardus Melas) oleh petugas dibantu warga saat ditemukan di perkebunan kopi milik warga di petak 3F Perhutani, di Kawasan Kawah Putih, Rancabali, Kabupaten Bandung, Jumat, 23 Oktober 2020. /Dok. FK3I Jawa Barat

JURNAL SOREANG - Terkait nasib Macam Tutul Jawa (Panthera Pardus Melas) yang ditemukan dalam keadaan terluka di kebon kopi milik warga di kawasan Kawah Putih, Rancabali, Kabupaten Bandung, hari Jumat (23/10) lalu, diinformasikan tak terselamatkan, setelah tiga hari berada dalam penanganan tim dokter Kebun Binatang Kota Bandung usai dievakuasi.

Hal itu disampaikan Humas Kebun Binatang Bandung Sulhan Syafii dalam siaran persnya, Senin, 26 Oktober 2020.

"Setelah dilakukan berbagai upaya oleh tim dokter, perawat dan keeper Kebun Binatang Bandung, serta dibantu oleh tim BKSDA Provinsi Jawa Barat, Macan Tutul Jawa (Panthera Pardus Melas) dewasa berjenis kelamin betina yang dievakuasi dalam kondisi terluka parah pada hari Jumat (23/10) lalu, akhirnya tak terselamatkan di Senin pagi, 26 Oktober 2020, setelah menjalani perawatan intensif." kata Sulhan. 

Baca Juga: Ada Menteri Sibuk Nyapres, Refly Harun Sebut Nama Erick Tohir

Bahkan Sulhan pun mengatakan bahwa tim dokter berupaya memberikan pengobatan melalui infus serta antibiotik pada luka macan tutul Jawa tersebut.

"Kata tim dokter yang menangani macan tutul itu mengatakan ditengarai akibat luka yang cukup parah serta bernanah kemungkinan juga trauma yang menyebabkan macan tutul tersebut tidak mampu bertahan." imbuh Sulhan.

Bahkan menurut informasi yang berhasil dihimpun, pada hari Sabtu (24/10) macan tutul tersebut sudah bisa makan dengan menghabiskan 1 kilogram hati sapi serta sedikit daging cincang.

Baca Juga: Jemaah Umrah yang Akan ke Masjidil haram dan Raudhah Harus Daftar Via Aplikasi

Tim dokter Kebun Binatang Bandung pada waktu itu pun mengatakan bahwa pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin kendati diperkirakan tingkat kesembuhannya 50 persen.

Sementara itu, Ketua Bandan Pembina Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (BP FK3I) Jawa Barat, Dedi Kurniawan mengiyakan matinya macan tutul tersebut, setelah ia mendapatkan informasi dari koleganya.

Dedi pun menyayangkan atas matinya macam tutul tersebut.

Baca Juga: Bongkar Soal Calo Anggaran, Sri Mulyani: Harus Bawa Map Berisi Uang Sogokan Kalau Mau Pencairan

Dedi berharap kepada unsur terkait dalam hal ini pihak BKSDA Jawa Barat serta pihak lainnya, untuk secara terbuka menyampaikan informasi terbaru terkait kondisi macan tutul itu.

"Kami harap adanya keterbukaan informasi dari pihak berwenang dalam hal ini BKSDA Jawa Barat dan unsur lainnya, terhadap kondisi terbaru terkait kondisi si macan dari semenjak evakuasi tiga hari kebelakang." kata Dedi.

Menurut Dedi, informasi itu penting guna langkah preventif agar tidak terjadi hal serupa.

Baca Juga: Puncak Libur Panjang Di Kabupaten Bandung Diprediksi Selasa Sore 27 Oktober 2020

"Mendengar simpang siur matinya macan tutul tersebut perlu segera di publish supaya tidak menjadi kecurigaan publik, sebab hal ini sangat sensitif. Apalagi berkaitan dengan satwa liar yang nyata-nyatanya dilindungi Undang-undang." jelas Dedi.

Kendati demikian, Dedi pun meyakini bahwa BKSDA Jawa Barat menjalankan protap informasi melalui humasnya.

"Perlu terbuka dan mengupdate secara detail serta harus dipublish secara cepat." harapnya.***

Editor: Sam


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x