Dede Yusuf menerangkan, rencana awal demikian, tapi kemudian ada potongan anggaran sehingga hanya sekitar 500 komunitas film atau fotografi yang mendapatkannya.
Baca Juga: 8 Rekomendasi Tempat Wisata di Garut Yang Bisa Dikunjungi Saat Nataru, Ada Karacak Valley
Bantuan keuangan dari pemerintah itu, kata ia, untuk pembuatan film atau fotografi yang berkaitan dengan sektor ekonomi kreatif.
"Proses ini berjalan dan ternyata tidak mudah, banyak pelaku di daerah yang bisa bikin, tetapi tidak bisa mempertangungjawabkan," bebernya.
Terkait hal ini, kata Dede Yusuf, penandatanganan MoU akan dilakukan akhir November 2022.
"Nah hari ini (Jumat), kita akan melihat beberapa contoh film yang dibuat. Saya juga kagum, ternyata hasilnya sudah seperti film, walaupun pendek. Nah dari sini, nanti kita akan melihat apakah benar komunitas film dan fotografi ini tersebar di berbagai daerah atau hanya fokus di kota-kota besar," tuturnya.
Ditegaskan Dede Yusuf, jika komunitas ini bagus, maka komunitas serupa akan muncul di daerah dan ke depan target utamanya adalah merevisi Undang-undang Perfilman yang salah satunya meminta pemerintah daerah mendorong adanya bioskop.
"Mengapa bioskop daerah penting, karena saat ini perputaran film hanya dimonopoli perusahaan-perusahaan tertentu yang bermain di film-film Twenty One dan lain sebagainya," ungkapnya.