Aplikasi yang Dikembangkan Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Dinilai Tak Efektif

- 5 Juli 2021, 12:36 WIB
Dosen peneliti FISIP Unpas saat berada di kantor Dinas Pertanian Kabupaten Bandung untuk meneliti efektivitas pemasaran dan distribusi sarana pertanian melalui aplikasi
Dosen peneliti FISIP Unpas saat berada di kantor Dinas Pertanian Kabupaten Bandung untuk meneliti efektivitas pemasaran dan distribusi sarana pertanian melalui aplikasi /FISIP UNPAS/

Baca Juga: Butuh Alat Mesin Pertanian? Anggota DPR Bisa Jadi Media untuk Mendapatkannya

Namun dengan  kondisi serba keterbatasan yang umum dirasakan oleh masyarakat desa dan ditambah dengan adanya pandemi Covid-19 memberikan pengaruh dan dampak kepada secara keseluruhan.

"Hanya Aplikasi Sabilulungan Pasar Tani (SABITANI) dinilai kurang effisien untuk masyarakat. Mengapa? karena masyarakat banyak yang tidak mengerti dalam penggunaan aplikasi dan di luar itu keterbatasan masyarakat untuk mengakses melalui smartphone dan juga kuota internet membuat masyarakat sangat terbebani," katanya.

Keterbatasan dalam proses penjualan pun sangat terasa, seperti banyak yang akhirnya hasil tani mereka busuk karena jika menggunakan aplikasi, harus menunggu di ambil atau bahkan di kirim.

Baca Juga: Simak! Perjalanan Karir Harmoko: Berawal dari Wartawan Hingga Jadi Menteri Penerangan

"Belum lagi ongkos kirim yang terbebani sehingga para petani kembali ke model lama.  Sejauh ini hasil panen tetap mereka setorkan kepada bandar tiap desa untuk dijual ke kabupaten bahkan ke kota Bandung dan Jakarta," ujarnya.

Menurut dia, sosialisasi diperlukan agar para petani tetap memiliki semangat dan minat bertani walaupun dalam kondisi masa pandemi maupun warga yang memiliki ponsel.

"Program aplikasi Sabitani memang bagus, tapi tanpa adanya survei ke para pemilik ponsel dan kecenderungan dalam belanja hasil pertanian,  maka aplikasi ini malah tak efektif," katanya.***

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x