JURNAL SOREANG- Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan menyesalkan realisasi anggaran Kementerian Pertanian (Kementan) pada per Juni tahun 2021 yang sangat rendah yakni hanya 23,9%.
Hal ini sangat mengkhawatirkan karena berdampak serius pada kinerja pertanian keseluruhan dan harus ada terobosan agar penyerapan anggaran menjadi bagus karena realitasnya petani sangat membutuhkan support anggaran dari APBN.
Hal tersebut disampaikan Johan pada saat mengikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri Pertanian di Gedung Parlemen, Senayan Jakarta, Senin, 21 Juni 2021.
Johan selaku juru bicara Fraksi PKS menegaskan Kementan harus melakukan tindakan dalam membagi termin realisasi anggaran minimal perbandingan 35:65 antara semester 1 dan 2 sehingga terjadi kemudahan dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan.
"Saya minta Kementan tidak boleh santai di awal tahun dan sibuk di akhir tahun, menggenjot anggaran di akhir tahun punya resiko tergesa-gesa dan tidak tepat sasaran," ujar Johan.
Untuk itu, Johan meminta Kementan Fokus pada agenda intensifikasi tanaman pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional.
"Kementan harus berkomitmen menghentikan impor pangan pokok pada tahun 2022 demi kemandirian pangan nasional. Kementan bertanggung jawab dalam hal ketersediaan pangan, jangan sampai ketahanan pangan kita semakin merosot hingga berdampak luas seperti meningkatnya prevalansi stunting yang saat ini sudah mencapai 27,67 persen," papar Johan.