Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa Pemkab Bandung melalui Dinas Pertanian bekerjasama dengan Asosiasi Pasar Tani (ASPARTAN) Kabupaten Bandung, serta dibantu Konsultan Inovasi, meluncurkan Aplikasi Sabilulungan Pasar Tani (SABITANI).
"Namun dari hasil penelitian ternyata aplikasi ini kurang efisien untuk masyarakat. Saran dari peneliti adalah Dinas Pertanian seharusnya melakukan survei terlebih dulu ke setiap warganya untuk pendataaan kepemilikan smartphone atau ponsel," katanya.
Survei ini agar program dapat efektif menyasar masyarakat dan warga juga dapat menggunakan aplikasi tersebut.
"Karena aplikasi Sabitani bertujuan untuk penjualan hasil produksi secara online dan pemberin bibit unggul, pupuk serta obat-obatan secara gratis ini," katanya.
Terdapat 4 poin utama dalam aspek digital di Dinas Pertanian Kabupaten Bandung ini yakni para petani melakukan suplai hasil tani di gudang Dinas Pertanian untuk dijual melalui aplikasi.
"Warga menggunakan platform aplikasi dan bisa diakses langsung untuk membeli hasil tani secara online," ujarnya.
Sedangkan pembayaran dilakukan dengan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) yaitu standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia agar proses transaksi menjadi lebih mudah, cepat dan terjaga keamanannya.
"Pengiriman barang untuk masyarakat sebagai konsumen dilakukan dengan pembayaran secara online, atau pembayaran di tempat oleh Tim Internal Aspartan," katanya.