JURNAL SOREANG- Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi), memberikan penghargaan Teaching Factory (TEFA) 2021 kepada 60 SMK terpilih yang telah merintis produk.dan jasa di sekolahnya sesuai dengan kompetensi keahlian.
“Saya berharap program bantuan TEFA ini dapat melahirkan peserta didik yang kompeten serta memiliki pengalaman berproduksi dan berwirausaha sebagai bekal dalam memasuki dunia kerja sekaligus mandiri dalam berwirausaha,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, saat memberikan TEFA Award 2021 secara daring, Kamis 19 Agustus.2021.
Dilanjutkan Dirjen Wikan, TEFA harus bermula dari industri sehingga peserta didik dan sekolah dapat menciptakan produk berkualitas, diterima oleh pasar, dan menghasilkan proses yang berkesinambungan sebagai indikator keberhasilan.
“Tidak hanya menghasilkan produk, tetapi juga berdampak, termasuk dalam program _link and match_ paket 8+i, TEFA juga harus disesuaikan dengan kurikulum bersama industri dan terus menghadirkan pakar agar berkesinambungan. Harus mulai dari akhir, jangan tiba-tiba ingin membuat sesuatu,” ungkapnya.
Dirjen Wikan menambahkan, TEFA merupakan pengembangan dari pendidikan sistem ganda, yaitu competence based training (CBT) dan production based education and training (PBET) yang dilaksanakan oleh SMK dan diharapkan dapat menanamkan jiwa kewirausahaan bagi siswa.
Adapun yang perlu diperhatikan dalam produksi barang dan jasa tersebut, antara lain produk apa yang dibutuhkan di pasar dan mengapa produk tersebut dibeli.
Selain itu, siapa pembelinya, bagaimana proses pembeliannya, bagaimana mutu dan penampilan produknya, bagaimana modelnya, serta bagaimana merek, pelayanan dan garansinya.
Baca Juga: Dewan Pendidikan Jawa Barat Soroti PPDB SMA, SMK, dan SLB Bermasalah dengan Banyaknya Siswa Titipan