Adonan tepung beras digoreng, kemudian diangkat menggunakan batang bambu berukuran kecil dan panjang.
Ketika kulit kue ditarik ke atas, tepung gula menggantung di bagian bawah kue. Orang Sunda menyebut bentuk ini sebagai "ngaburayot".
Baca Juga: Adakah Favoritmu! Inilah Deretan Grup Moster Rookie Yang Disebut Akan Ambil Alih K-POP di 2022
Burayot atau ngaburayot dalam bahasa Sunda punyai arti bergelantungan.
Teksturnya lembek dan bulat lonjong ketika diangkat terlihat menggantung. Dari situlah awal mula makanan ini disebut burayot.
Dikutip Jurnal Soreang dari berbagai sumber, Konon kue burayot pertama kali ditemukan secara tidak sengaja.
Masyarakat di pedesaan kala itu membuat makanan ringan dari bahan ubi jalar atau sampeu (singkong) yang dicampur dengan gula aren. Cemprus adalah nama makanannya.
Namun karena penyajian cemprus dianggap merepotkan, akhirnya pria bernama Abah Onon, seorang pengrajin lahang di Kampung Dangdeur, berinisiatif meracik camilan yang lebih mudah dimasak.
Dengan bantuan sang istri, Bi Acih, mereka memadukan bahan baku seperti tepung beras dan gula merah, kiriman dari saudaranya yang tinggal di daerah Bungbulang.