Bung Karno sebagai proklamator dan Bung Karno sebagai tokoh politik nasional dan internasional telah banyak ditulis orang. Buku ini memaparkan Bung Karno sebagai manusia biasa.
Bambang Widjanarko, salah seorang ajudan Bung Karno selama 1960-1967, menuliskan semua itu berdasarkan apa yang dia saksikan selama mendampingi Bung Karno.
Dikisahkan, misalnya, bagaimana Bung Karno mesti "main kucing-kucingan demi menjaga perasaan para istrinya yang menuntut perhatian yang sama.
Sikapnya terhadap Ibu Fatmawati yang ke- luar dari Istana Negara. Yang juga mengharukan, bagaimana Bung Karno bisa menangis tersedu- sedu di kamar tidurnya di Istana Negara di kala sendiri seperti kesepian meski dia dikelilingi banyak sahabat dan wanita cantik.
Tak kalah penting, buku ini juga memaparkan hari-hari yang menegangkan pada 30 September dan 1 Oktober 1965 yang bersejarah itu saat ada pemberontakan PKI.***