JURNAL SOREANG - Kata candi berasal dari kata candika yaitu salah satu nama Dewi Durga (Dewi Maut) dalam agama Siwa.
Awalnya, istilah "candi" hanya populer di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Di Jawa Timur, candi dikenal sebagai "cungkub" dan Sumatera Utara menyebutnya "biaro".
Namun, kini istilah "candi" lebih populer yang artinya menjelaskan pada sebuah bangunan berasal dari masa lampau dan merupakan budaya Hindu-Budha.
Candi-candi ini merupakan peninggalan kerajaan kuno yang pernah ada di Indonesia, seperti Mataram Hindu, Singa sari, Majapahit, dan Sriwijaya sekitar abad ke-5 M hingga ke-16 M.
Berdasarkan ciri khas dan coraknya, candi di Indonesia dapat dibagi menjadi dua, yaitu candi Budha dan candi Hindu.
Candi Budha (terutama aliran Mahayana dan Tantrayana) dapat dikenal dari bentuk stupa dan arca Budha di dalamnya. Contoh candi Budha antara lain candi Borobudur, candi Kalasan, candi Mendut, dan candi Laras.
Sedangkan candi Hindu (terutama aliran Siwaisme) terdapat arca dewa dewi seperti pada candi Dieng, candi Prambanan, dan candi Agung.