Sia - Sia Berpuasa Tanpa dapat Pahala, Apa sebabnya? Penjelasan Usataz Dziqri Shidiq

- 31 Maret 2022, 20:46 WIB
Ustaz Dzikri Adhiddiq
Ustaz Dzikri Adhiddiq /Istimewa /

JURNAL SOREANG- Sebagaimana kita mengetahui, bahwa tujuan utama Allah Swt mewajibkan kita untuk berpuasa adalah agar kita menjadi hamba yang bertakwa pada Allah Swt.

Sebagaimana Allah Swt berfirman : Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan bagi kalian untuk berpuasa, sebagaimana dulu telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian, agar kalian menjadi orang yang bertaqwa (QS. Al-Baqarah 2 ayat : 183)

"Namun ada satu hal yang mesti kita renungkan, apakah setelah kita sudah melaksanakan puasa Ramadhan, kita sudah menjadi hamba yang bertaqwa kepada Allah Swt ? apakah setiap kaum muslimin yang lulus melaksanakan puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan, secara otomatis menjadi pribadi yang bertaqwa kepada Allah Swt ? ataukah justru sebaliknya sebagian dari kita setelah selesai bulan Ramadhan masih tetap memiliki sifat yang jauh dari ketaqwaan," tutur Ustadz Dzikri.

Baca Juga: Dua Hal yang Perlu Dilakukan Agar Ibadah Makin Sempurna Sebelum Datang Bulan Puasa Ramadhan

Bahkan ditegaskan dalam beberapa hadits, masih ada umat muslim yang setelah selesai melaksanakan puasa Ramadhan mereka belum mendapatkan ketaqwaan.

Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, bahwa suatu ketika Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam naik mimbar dan beliau membaca Aamiin tiga kali.

Para sahabat pun bertanya, apa gerangan yang menyebabkan beliau membaca amin tiga kali, kemudian beliau bersabda : Jibril berdoa disampingku (salah satunya) : Celakalah seorang hamba, ketika dia berjumpa bulan Ramadhan, namun dosanya belum diampuni, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Maka aku ucapkan Aamiin (HR. Ahmad, Tirmidzi).

Baca Juga: Asam Lambung Tak Jadi Masalah Hingga Puasa Lancar Tanpa Kambuh ala Dokter Saddam Ismail

Dalam kesempatan ini, kita akan menyimak pembahasan mengenai Puasa Tanpa Pahala, dari Ustadz Dzikri. Ashiddiq (Guru Pendidikan Agama Islam di SMK Pasundan 3 Bandung) dan  Dzikri saat ini menjadi salah satu Pembina IRMA Jawa Barat

Dalam hadits dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, bahwa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Betapa banyak orang yang berpuasa sementara yang dia dapatkan dari puasanya hanyalah rasa lapar dan dahaga (HR. Ahmad, Ibn Khuzaimah)

Saudaraku mari kita renungkan kalimat dari hadits tersebut pada kalimat yang didapatkan hanya lapar dan dahaga artinya orang tersebut tidak mendapatkan pahala dari puasanya tutur Ustadz Dzikri.

Bagi setiap umat muslim yang akan melaksanakan puasa mesti mengetahui hal-hal terkait dengan pembatal dalam suatu amalan maupun dalam suatu ibadah diantaranya:

Baca Juga: JELANG RAMADHAN: Stop Membicarakan Orang Lain Saat Puasa, Hafshah bint Sirin: Yang Merusak Puasa Adalah Ghibah

1., pembatal ibadah itu sendiri, yaitu segala sesuatu yang jika dilakukan ketika melaksanakan amal ibadah tersebut, bisa menyebabkan amal ibadah ini batal dan perlu diulangi.

Sebagai contoh pada amal ibadah puasa yang mana pembatal puasa salah satu diantaranya adalah makan dan minum yang dilakukan dengan sengaja, siapa yang melakukan salah satu dari pembatal ini, maka puasanya batal dan dia wajib mengganti di bulan yang lain

Untuk pembatal jenis pertama ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena banyak diantara kita yang sudah memahaminya dan bahkan berusaha sekuat tenaga untuk tidak melakukannya.

Baca Juga: Inilah 4 Manfaat Puasa di Bulan Ramadan Bagi Kesehatan, No 3 Bisa Memicu Sel Darah Putih

2. pembatal pahala ibadah, artinya ketika pembatal ini dilakukan, amal ibadah kita tetap sah, hanya saja perbuatan ini bisa menggugurkan pahala ibadah yang kita lakukan, dalam hal puasa.

Pembatal pahala puasa adalah semua perbuatan maksiat baik kecil maupun besar dan semua perbuatan yang sia-sia yang menyibukkan seseorang sehingga tidak sempat melaksanakan ketaatan kepada Allah Swt

Pembatal kedua inilah yang mesti kita perhatikan dan kita waspadai, bahkan kita mesti menyampaikan informasi ini kepada saudara kita yang lainnya, mengingat ada sebagian saudara kita yang belum memahaminya.

Baca Juga: 5 Hal yang Membatalkan Puasa, Ini yang Harus Kita Ketahui

Inilah yang diingatkan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bagi umatnya melalui beberapa sabdanya, di antaranya hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Siapa yang tidak meninggalkan ucapan dusta, dan semua perbuatan dosa, maka Allah tidak butuh dengan amalnya (berupa) meninggalkan makanan dan minumannya (puasanya) (HR. Bukhari, Abu Daud dan Tirmidzi)

Yang dimaksud qauluz zur adalah semua ucapan dusta, kebatilan, dan yang menyimpang dari kebenaran, sedangkan maksud al-Amal bihi adalah semua perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt, demikian keterangan al-Hafidz al-Aini dalam Umdatul Qari

Juga disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Hakekat puasa bukanlah menahan makan dan minum, namun puasa yang sejatinya adalah menahan diri dari perbuatan al-laghwu dan rafats, jika ada orang yang mencelamu atau bertindak jahil (bodoh) kepadamu maka katakanlah saya sedang puasa (HR. Hakim, Ibn Khuzaimah).

Baca Juga: Hukum Puasa Bagi Orang yang Masih Punya Uutang Puasa Menurut Ustad Abdul Somad

"Yang dimaksud al-laghwu adalah segala perbuatan sia-sia yang bisa melalaikan seseorang untuk melakukan ketaatan kepada Allah Swt, sedangkan yang dimaksud ar-rafats adalah semua ucapan dan perbuatan buruk, "ungkap Ustadz Dzikri.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x