Saat berada dalam pengaruh hipnotis, perhatian seseorang akan lebih fokus, merasa nyaman dan rileks, terbuka terhadap saran, serta kurang kritis.
Oleh karena itu, hipnoterapis bisa membantu seseorang dalam mengendalikan tingkah laku, emosi, dan kondisi fisik.
Meskipun efek medisnya belum bisa dipahami sepenuhnya, hipnotis dinyatakan dapat membantu seseorang dalam berbagai kondisi, mulai dari phobia, meredakan rasa sakit akibat kondisi kronis, hingga meredakan gejala gejala asma, bahkan membantu menghentikan kebiasaan merokok.
Menurut para hipnoterapis, hipnotis menciptakan pikiran yang sangat rileks dan tenang. Saat dihipnotis, seseorang dapat berkonsentrasi terhadap satu pikiran, ingatan, perasaan, atau sensasi tertentu, dan mengabaikan segala gangguan dari luar.
la menjadi lebih terbuka dalam menerima saran. Hal ini dapat digunakan untuk mengubah tingkah laku. Oleh karenanya, hipnotis akan meningkatkan kesehatan dan kondisi fisik seseorang secara umum.
Perlu juga dijelaskan bahwa coma state yang diperoleh melalui hipnotis tidak sama dengan yang dialami oleh pasien di rumah sakit.
Baca Juga: Simak! Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-warni untuk Shalat Menurut Hadits
Coma state pertama kali digunakan oleh Dr. James Esdaile untuk mendapatkan mental anesthesia sebelum pasien menjalani operasi kecil dan besar. Waktu itu, belum ditemukan obat bius dan yang di kenal di kalangan para dokter hanyalah hipnotis.
Dalam sejarah Islam, kita bisa menyimak peristiwa yang dialami oleh Ali bin Abi Thalib. Pada saat mengikuti salah satu peperangan, sahabat yang juga menantu Rasulullah Saw. ini terkena anak panah di tubuhnya.