Sejarah Puasa Asyura 10 Muharram, Dijadikan Hari Berpuasa Orang Quraisy di Masa Jahiliyah

- 18 Agustus 2021, 14:39 WIB
Sejarah Puasa Asyura 10 Muharram, Dijadikan Hari Berpuasa Orang Quraisy di Masa Jahiliyah
Sejarah Puasa Asyura 10 Muharram, Dijadikan Hari Berpuasa Orang Quraisy di Masa Jahiliyah /archyworldis/

JURNAL SOREANG - Hari Asyura adalah hari yang sangat istimewa. Hingga Rasulullah SAW memberikan banyak perhatian pada hari itu untuk berpuasa.

Dari Ibnu Abbas ra, Beliau mengatakan: "Saya belum pernah melihat Nabi SAW memberikan perhatian terhadap puasa di satu hari yang beliau istimewakan melebihi hari Asyura dan puasa di bulan ini yaitu Ramadhan. (HR Ahmad dan Bukhari).

Dilansir Jurnal Soreang dari kanal Youtube Yufid. TV, Nabi SAW juga menjanjikan puasa di Hari Asyura bisa menjadi kaffarah atau penebus dosa setahun yang lalu.

Baca Juga: Bolehkah Gabungkan Niat Puasa Wajib dengan Puasa Sunah? Ini Jawaban Ustaz Abdul Somad

Dari Abu Qatadah ra, Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa di hari Asyura.

Jawab beliau, bisa menjadi kaffarah (penghapus dosa) setahun yang lalu (HR Ahmad dan Muslim).

Berdasarkan beberapa hadis di atas, ulama sepakat bahwa puasa pada hari Asyura hukumnya tidak wajib dan mayoritas ulama mengatakan hukumnya adalah anjuran.

Tahapan dan Sejarah Puasa Asyura

Baca Juga: Puasa Asyura 2021 Kapan? Ibadah Puasa Sunnah Ini Bisa Ampuni Dosa 1 Tahun ke Belakang, Begini Niatnya

Tahapan pertama, Nabi SAW telah melakukan puasa Asyura bersama orang Musyrikin Mekah.

Aisyah ra menceritakan, Hari Asyura adalah hari puasanya orang Quraisy di masa Jahiliyah, dan dulu Rasulullah SAW juga berpuasa Asyura.

Ketika beliau tiba di Madinah, beliau melakukan puasa itu dan menyuruh para sahabat untuk melakukan puasa Asyura (HR Bukhari dan Muslim).

Tahapan Kedua, ketika Nabi SAW tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi melakukan puasa Asyura.

Baca Juga: Bolehkah Puasa Hanya di Hari Asyura Saja? Ini Pendapat Ulama

Akhirnya beliau pun berpuasa dan menyuruh para sahabat untuk berpuasa.

Dari Ibnu Abbas ra beliau mengatakan, ketika Nabi SAW sampai di Madinah sementara orang-orang Yahudi berpuasa Asyura, mereka mengatakan:

"Ini adalah hari di mana Musa menang melawan Firaun." Kemudian Nabi SAW bersabda kepada para sahabat:

"Kalian lebih berhak untuk bangga terhadap Musa daripada mereka yaitu orang Yahudi, karena itu berpuasalah." (HR Bukhari).

Baca Juga: Bagaimana Hukumnya Jika Berpuasa di Hari Asyura dan Melewatkan Hari Tasua? Buya Yahya Menjawab

Dari Rubayyi binti Muawwidz ra, beliau mengatakan suatu ketika di pagi hari Asyura, Nabi SAW mengutus seseorang mendatangi salah satu kampung penduduk Madinah untuk menyampaikan pesan:

"Siapa yang di pagi hari sudah makan maka hendaknya dia puasa sampai Maghrib, dan siapa yang sudah puasa hendaknya dia lanjutkan puasanya."

Rubayyi mengatakan, kemudian setelah itu kami puasa dan kami mengajak anak-anak untuk berpuasa. Kami buatkan mereka mainan dari kain.

Jika ada yang menangis meminta makanan kami memberikan mainan itu. Begitu seterusnya sampai datang waktu berbuka (HR Bukhari).

Baca Juga: Bacaan Niat Puasa Tasua dan Asyura 18-19 Agustus 2021 Edisi Lengkap, Simak Sampai Habis

Tahapan Ketiga, ketika Ramadhan diwajibkan hukum puasa Asyura menjadi anjuran dan Tidak wajib.

Aisyah ra mengatakan, dulu hari Asyura dijadikan sebagai hari berpuasa Orang Quraisy di masa Jahiliyah.

Setelah Nabi SAW tiba di Madinah, beliau melaksanakan puasa Asyura dan memerintahkan sahabat untuk berpuasa.

Setelah Allah wajibkan puasa Ramadhan, beliau tinggalkan hari Asyura. Siapa yang ingin puasa Asyura, boleh berpuasa. Siapa yang tidak ingin puasa Asyura, boleh tidak puasa (HR Bukhari dan Muslim).

Baca Juga: Keutamaan Puasa Asyura 10 Muharam, Syekh Ali Jaber Menjelaskan

Tahapan Keempat, di akhir hayat Nabi SAW, beliau memerintahkan sahabat untuk melakukan puasa tanggal 9 dan 10 Muharram, untuk membedakan dengan orang Yahudi.

Dari Ibnu Abbas ra beliau menceritakan, ketika Nabi Muhammad SAW melaksanakan puasa Asyura dan beliau perintahkan para sahabat untuk melakukan puasa di hari itu, ada beberapa sahabat yang melaporkan:

"Wahai Rasulullah, sesungguhnya tanggal 10 Muharram itu, hari yang diagungkan orang Yahudi dan Nasrani."

Lalu Nabi SAW bersabda yang artinya, "Jika datang tahun depan, Insya Allah kita akan puasa tanggal 9 Muharram."

Ibnu Abbas melanjutkan, "Namun belum sampai menjumpai Muharram tahun depan, Rasulullah SAW sudah wafat. (HR Muslim 1916).***

Editor: Sarnapi

Sumber: YouTube Yufid TV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah