Betapa Ngerinya Jembatan Ash-Shirath, Sampai-sampai Para Malaikat Saja Berdoa

- 5 Mei 2021, 03:45 WIB
Ilustrasi ngerinya Jembatan Ash-Shirath,
Ilustrasi ngerinya Jembatan Ash-Shirath, /pixabay

 

JURNAL SOREANG - Hari Kiamat merupakan hari kehancuran alam semesta dan segala kehidupan di muka bumi ini.

Di hari kiamat juga, manusia akan kembali dibangkitkannya untuk dihisab amal-amalnya.

Hari kiamat sebenarnya banyak sebutannya. Yahya ibn Mu‘adz menyebutnya sebagai hari menegangkan, hari kedekatan, hari kerugian, hari penyesalan.

Baca Juga: Dansektor 21 Citarum Harum dan BBWS, Tanggapi Air Berwarna Kehitaman di Sungai Cikijing, Begini Penjelasanya

Selanjutnya hari persidangan, hari perhitungan, hari persengketaan, hari kebangkitan, hari teriakan, hari di mana manusia didudukkan di hadapan Tuhan guna melihat apa yang pernah diperbuat kedua tangan.

“Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu dengan siksaan yang dekat pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat kedua tangannya,” (QS an-Naba’ [78]: 40).

Hari Kiamat juga jadi hari di mana harta, anak-anak, dan orang terdekat tak lagi berguna sedikit pun.

Baca Juga: Pelaku Pembunuhan Linda Novita Sari Rekayasa Kematian Kekasihnya Disebabkan Membela Diri

"(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih," (QS al-Sy‘ara [26]: 88-89);

"(Yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya dan bagi merekalah la'nat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk," (QS [40]: 52).

Datangnya kiamat, tentunya jadi yang benar-benar akan terjadi dan menjadi kenyataan.

Baca Juga: Ini Cara AMPHURI Jabar Gelar Syukuran Setelah Kemenangan Gugatan di PTUN Jakarta

Di antara rangkaian peristiwa menegangkan yang akan dialami manusia pada hari Kiamat, adalah melintasi jembatan ash-Sirath.

Bahkan saat itu, manusia tak lagi peduli dan ingat terhadap orang-orang terdekatnya.

Ini pula yang menjadi kekhawatiran Sayyidah ‘Aisyah di hadapan Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Pada suatu ketika, istri tercinta sang baginda ini tampak menangis tersedu-sedu.

Baca Juga: Sering Bertemu di Lokasi Syuting, Fero Walandouw Resmi Menikahi Cita CItata, begini Komentar Netizen

Saat ditanya oleh beliau, ia menjawab, “Aku menangis karena teringat pada neraka. Apakah pada hari Kiamat kalian akan ingat kepada keluarga kalian?”

Beliau menjawab:

أَمَّا فِي ثَلَاثَة مَوَاطِنَ فَلَا يَذْكُرُ أَحَدٌ أَحَدًا: عِنْد الْمِيزَان حَتَّى يَعْلَمَ أَيَخِفُّ مِيزَانُهُ أَمْ يَثْقُلُ، وَعِنْدَ تَطَايُرِ الصُّحُفِ حَتَّى يَعْلَمَ أَيْنَ يَقُعُ كِتَابُهُ فِي يَمِيْنِهِ أَمْ فِي شِمَالِهِ أَمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِهِ، وَعِنْدَ الصِّرَاطِ إِذَا وَضَعَ بَين ظَهْرَانِي جَهَنَّمَ حَتَّى أَيَجُوْزُ أَمْ لَا

Artinya: Adapun dalam tiga tempat, seseorang tidak akan ingat kepada yang lain: pertama saat di timbangan amal, sampai dia mengetahui apakah timbangan amal baiknya ringan atau berat.

Baca Juga: Kendati Terhambat akibat Pandemi, IJTI Bandung Raya Berikan Bantuan Paket Sembako kepada Santri di Bulan Suci

Kedua, saat beterbangannya catatan amal, sampai dia mengetahui di mana catatannya jatuh, apakah di sebelah kanan, di sebelah kiri, atau di belakangnya.

Dan ketiga, saat berada di jembatan al-Shirat yang dipasangkan di antara dua punggung neraka Jahanam, sampai dia mengetahui apakah bisa melintas atau tidak, (HR. Abu Dawud).

Satu persatu hamba diminta melintas sebuah jembatan yang sangat tipis nan tajam di atas kobaran neraka Jahannam.

Baca Juga: Positif, Jelang Penggarapan Drama Terbaru OCN, Island, Seo Ye Ji Resmi Mengundurkan Diri, Ini Penyebabnya

Jembatan itu bahkan lebih tipis dan lebih tajam dari pedang. Pinggir-pinggirnya penuh besi melengkung, duri, dan pengait yang akan mencelakaan siapa pun yang melintas kecuali yang diselamatkan Allah.

Saking tegangnya, para malaikat saja berdoa, “Ya Tuhan, selamatkanlah, selamatkanlah.”

Demikian yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Abu Sa‘id Al-Khudri.

Baca Juga: Disebut Kafir Karena Ceramah di Gereja, Gus Miftah: Alhamdulillah Saya Masih Tahlilan

Gambaran tentang jembatan ash-Shirath dan orang-orang yang melintas di atasnya dapat disimak secara seksama dalam riwayat ath-Thabrani dari Ibnu Mas‘ud.

Melalui riwayat ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyabdakan:

يُوضَعُ الصِّرَاطُ عَلَى سَوَاءِ جَهَنَّمَ مِثْلَ حَدِّ السَّيْفِ الْمُرْهِفِ مَدْحَضَةٌ مَزَلَّةٌ عَلَيْهِ كَلَالِيبُ مِنْ نَارٍ يَخْتَطِفُ بِهَا فَمُمْسِكٌ يَهْوِي فِيهَا وَمَصْرُوعٌ؛ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمُرُّ كَالْبَرْقِ فَلَا يَنْشَبُ ذَلِكَ أَنْ يَنْجُوَ ثُمَّ كَالرِّيحِ فَلَا يَنْشَبُ ذَلِكَ أَنْ يَنْجُوَ ثُمَّ كَجَرْيِ الْفَرَسِ ثُمَّ كَسَعْيِ الرَّجُلِ ثُمَّ كَرَمَلِ الرَّجُلِ ثُمَّ كَمَشْيِ الرَّجُلِ، ثُمَّ يَكُونُ آخِرُهُمْ إنْسَانًا رَجُلٌ قَدْ لَوَّحَتْهُ النَّارُ وَلَقِيَ فِيهَا شَرًّا ثُمَّ يُدْخِلُهُ
اللَّهُ الْجَنَّةَ بِفَضْلِهِ وَكَرَمِهِ وَرَحْمَتِهِ

Artinya: Jembatan al-Sirath dipasangkan di tengah-tengah Jahanam seperti pedang tipis yang sangat tajam. Ia sebuah jembatan yang licin dan menggelincirkan. Di atasnya penuh besi-besi pengait dari api yang siap menyambar, mengait, dan menghempaskan ke neraka. Di antara mereka ada orang yang melintas secepat petir.

Baca Juga: Angin Segar Bagi UMKM, KUR Tanpa Jaminan Naik Jadi Rp100 Juta

Dia berhasil selamat dan tak melekat (bergelantung) pada jembatan. Ada pula yang melintas secepat angin. Dia berhasil selamat dan tak melekat di atasnya.

Ada pula yang melintas secepat kuda. Ada pula yang melintas seperti orang berlari. Ada pula yang melintas seperti orang berjalan cepat. Ada pula yang berjalan seperti orang berjalan normal.

Dan manusia yang terakhir melintas adalah seorang laki-laki yang telah hangus terbakar api dan menghadapi kesulitan di atasnya, kemudian dimasukkan Allah ke dalam surga berkat karunia, kemuliaan, dan rahmat-Nya.

Baca Juga: Akan Kawal Para Pelaku Pariwisata, Dede Yusuf: Pariwisata Tumbuh atas Dasar SDM

Jika melihat gambaran di atas, sudah semestinya kita semakin giat dalam beribadah dan mempersiapkan hari Kiamat, sebagaimana para ulama dan para shalihin terdahulu.

Salah satunya Khalaf ibn Ayub. Saking khusyuknya shalat, sampai-sampai ia tak merasakan sakitnya disengat lalat kerbau.

Walau darah mengalir dari tubuhnya, ia tetap khusyuk bermunajat kepada-Nya.

Baca Juga: Belanja Makanan dan Obat Secara Online, Badan POM: Jangan Asal Klik!

Ketika hal itu ditanyakan, ia bercerita, “Apakah akan merasakan rasa sakit itu, orang yang sedang berada di hadapan Sang Maha Raja yang maha berkuasa, sementara malaikat maut berada di tengkuknya, neraka berada di sebelah kirinya, dan jembatan al-shirath berada di
bawah telapak kakinya?”

Demikian seperti yang dikisahkan oleh al-Ghazali dalam Mukasyafatul Qulub.

Mengingat beratnya peristiwa yang akan dihadapi kelak saat melintasi jembatan ash-Shirath, marilah kita senantiasa mempersiapkan peristiwa tersebut.***

Artikel ini sebelumnya sudah tayang di galamedianews dengan judul "Kengerian Jembatan Ash-Shirath, Sampai Para Malaikat Berdoa".

Editor: Sam

Sumber: Galamedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah