Mengenang 7 Pahlawan Revolusi yang Gugur saat Peristiwa Gerakan 30 September, Berikut Biografi Singkatnya

25 September 2022, 22:05 WIB
caption: 7 Pahlawan Revolusi yang gugur saat peristiwa G30S/PKI/tangkap layar Instagram /

JURNAL SOREANG – Biografi singkat 7 Pahlawan Revolusi yang gugur saat peristiwa G3OS PKI.

Gerakan 30 September (G30S PKI) yang terjadi tahun 1965 menjadi salah satu peristiwa yang bersejarah bagi negara Indonesia.

Dalam peristiwa tersebut, gugurlah 7 Jenderal yang kini dikenal dengan sebutan Pahlawan Revolusi.

Ketujuh jasad Pahlawan Revolusi tersebut kemudian ditemukan dalam sebuah sumur tua di kawasan Lubang Buaya dalam kondisi yang mengenaskan.

Baca Juga: Jelang 30 September, Mengenang Kembali Pemberontakan PKI yang Gugurkan 7 Pahlawan Revolusi

Untuk mengenang 7 Pahlawan Revolusi yang gugur dalam peristiwa G30S PKI, Pemerintah kemudian membangun Monumen Pancasila Sakti di Kawasan Lubang Buaya.

Berikut adalah biografi singkat 7 Pahlawan Revolusi korban keberingasan peristiwa G30S/PKI, yakni:

1.Jenderal Ahmad Yani
Jenderal Ahmad Yani yang lahir di Purworejo pada tanggal 19 Juni 1922, mengikuti pendidikan Heiho di Magelang dan PETA (Pembela Tanah Air) di Bogor.

Baca Juga: Gerakan Nasional Revolusi Mental Bisa Jadi Tinggal Gerakan Kalau Tidak Diiringi Pembiasaan agar Jadi Karakter

Ia kemudian diangkat menjadi komandan komando operasi tahun 1958 pada tanggal 17 Agustus di Padang Sumatera Barat untuk menumpas pemberontakan PRRI.

Hingga akhirnya Ahmad Yani gugur dalam peristiwa pemberontakan G30S/PKI pada tanggal 1 Oktober 1965.

2.Letnan Jenderal TNI R. Soeprapto
Letjen R. Soeprapto lahir di Purwokerto tanggal 20 Juni 1920, pernah mengikuti kursus Pusat Latihan Pemuda.

Baca Juga: G30S PKI: Peran Jenderal Soeharto Dalam Penumpasan PKI, Beri Intruksi Untuk Eksekusi DN Aidit di Sebuah Sumur?

Kemudian ia bekerja di kantor pendidikan masyarakat dan menjadi anggota Tentara Keamanan Rakyat di Purwokerto.

Ketika PKI mengajukan pembentukan Angkatan Perang kelima, Soeprapto menolaknya, akibatnya ia menjadi korban peristiwa G30S PKI bersama petinggi TNI AD lainnya.

Pada akhir hayatnya, Letjen R. Soeprapto dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Baca Juga: Kilas Balik - Dibalik Pergerakan G30S PKI, Benarkah DN Aidit Dalangnya? Simak Faktanya

3. Letnan Jenderal S. Parman
Letjen bernama lengkap Siswondo Parman ini merupakan petinggi TNI AD orde lama yang lahir di Wonosobo, Jawa Tengah, tanggal 4 Agustus 1918.

S. Parman lalu memulai pendidikan di bidang intelijen, ia pernah dikirim ke Jepang untuk memperdalam intelijen.

Setelah proklamasi kemerdekaan, dia mengabdi pada Indonesia. Pengalamannya di bidang intelijen bermanfaat bagi TNI terutama terkait rencana PKI.

Namun saat perstiwa G30S PKI tahun 1965 ia diculik dan gugur bersama para Jenderal lainnya.

Baca Juga: Jalan Buntu Bongkar Sejarah G30S PKI! Permintaan DN Aidit Untuk Bertemu Soekarno, Ditolak, Kenapa?

4.Letnan Jenderal M. T. Haryono
Letjen TNI Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono lahir di Surabaya tanggal 20 Januari 1924 dan termasuk dalam salah satu dari 7 pahlawan revolusi.

Sebelumnya ia menempuh pendidikan di ELS, yakni setingkat Sekolah Dasar, juga pernah menempuh pendidikan sekolah kedokteran selama pendudukan Jepang.

Haryono pernah menjadi sekretaris Delegasi Militer Indonesia pada Konferensi Meja Bundar, Atase militer RI untuk negeri Belanda dan Deputi tiga menteri Panglima Angkatan Darat (Menpangad).

Baca Juga: Sisi Lain DN Aidit Yang Digadang-Gadang Orang Paling Bertanggungjawab Atas Peristiwa G30S PKI?

Tahun 1965 M. T. Haryono bersama petinggi lain gugur akibat pemberontakan G30S/PKI.

5. Mayor Jenderal D. I. Panjaitan
Mayor Jenderal TNI Anumerta Donald Isaac Panjaitan lahir di Balige, Sumatera Utara, tanggal 19 Juni1925.

Dia meninggal di umur 40 tahun pada tanggal 1 Oktober 1965 pada peristiwa pemberontakan G30S PKI.

D. I. Panjaitan mengikuti pendidikan militer Giyugun ketika masa pendudukan Jepang, ditempatkan di Pekanbaru Riau ketika Proklamasi Kemerdekaan.

Baca Juga: Kontro Versi Peristiwa G30S PKI, Hingga Kini Masih Menjadi Misteri? Siapa Dalang Sebenarnya

Lalu ia mengikuti TKR dan memiliki karir di bidang militer dan diangkat sebagai asisten empat menteri Panglima Angkatan Darat.

6.Mayor Jenderal TNI Sutoyo Siswomiharjo
Sutoyo Siswomiharjo yang lahir di Kebumen, Jawa Tengah, tanggal 28 Agustus tahun 1922 adalah seorang Perwira tinggi di TNI AD.

Ia pernah menjadi Atase militer di Inggris pada tahun 1956 sampai tahun 1959. Sutoyo Siswomiharjo menempuh pendidikan di Balai Pendidikan Pegawai Tinggi, Jakarta.

Dilanjutkan dengan menjadi Pegawai Negeri di kantor Kabupaten di Purworejo. Ketika Proklamasi Kemerdekaan dia masuk menjadi anggota TKR bagian kepolisian.

Baca Juga: Benarkah Karena Adanya Kepentingan Politik PKI? Inilah Nasib Tragis 7 Jendaral Korban G30SPKI

Sutoyo ditemukan meninggal di Lubang Buaya pada tanggal 1 Oktober 1965 di usia 43 tahun. Ketika itu Supoyo menentang pembentukan angkatan kelima dan gugur peristiwa dalam G30S PKI.

7. Kapten Pierre Tendean
Kapten Czi Pierre Andreas Tendean lahir pada tanggal 21 Februari tahun 1939. Dia adalah seorang Perwira militer di Indonesia yang meninggal akibat G30S/PKI di usia 26 tahun.

Ia melanjutkan pendidikan di Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD) di Bandung hingga lulus dan mengikuti pendidikan jurusan teknik tahun 1962.

Baca Juga: Hari Pahlawan 2021,Menolak Lupa 7 Pahlawan Revolusi yang Gugur Dalam Peristiwa G30S-PKI

Kemudian menjabat sebagai Komandan Peleton Batalyon Zeni Tempur 2 Kodam II/Bukit Barisan di Medan.

Tahun 1965 Perwira Muda ini kemudian diangkat menjadi ajudan Menteri Koordinator Pertahanan-Keamanan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Nasution.

Tapi ketika bertugas dia tertangkap oleh kelompok kudeta G30S dan mengaku sebagai A. H. Nasution dan terbunuh.

Editor: Sarnapi

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler