Idul Adha 2022: Sangat Istimewa! Berikut 4 Ibadah yang Membuat Dzulhijjah Sebagai Bulan Mulia! Apa Saja?

9 Juli 2022, 12:17 WIB
Idul Adha 2022: Sangat Istimewa! Berikut 4 Ibadah yang Membuat Dzulhijjah Sebagai Bulan Mulia! Apa Saja? /Foto dari pixabay.com/

JURNAL SOREANG - Telah berakhirnya Bulan Dzulqadah, menandai bahwa umat Muslim berada dalam pengujung Hijriah yakni Dzulhijjah.

Seperti yang sudah diketahui, Bulan Dzulhijjah ini mempunyai banyak keutamaan jika dibandingkan dengan bulan-bulan lain.

Bahkan saking istimewanya, ada beberapa ibadah khusus disyariatkan pada Bulan Dzulhijjah.

Baca Juga: Simak! Berikut 10 Keutamaan Bulan Dzulhijjah, Amalan Apa Saja yang Baik dan Disukai oleh Allah SWT?

Oleh karena itu, Bulan Dzulhijjah adalah salah satu Bulan haram atau Bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT.

Dikutip JurnalSoreang.Pikiran-rakyat.com dari laman resmi mui.or.id, Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata dalam Fath al-Bari mengatakan:

“Yang jelas, bahwa sebab keistimewaan sepuluh hari bulan Dzulhijjah, karena pada Bulan ini terkumpul ibadah-ibadah inti, seperti sholat, puasa, sedekah, haji, yang mana hal itu tidak didapati pada bulan yang lainnya.”

Baca Juga: Idul Adha 2022: Bagaimana Ciri-ciri Hewan Kurban yang Dianjurkan Syariat Islam? Ini Penjelasan Lengkapnya!

Berikut adalah Beberapa Keutamaan yang tidak dapat dipisahkan dari Bulan Dzulhijjah:

1. Salah Satu Bulan Muharam

Dzulhijjah, masuk ke dalam bulan-bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT.

Dan ada sebanyak empat Bulan haram, yang telah Allah SWT kabarkan dalam Alquran.

Keempat bulan tersebut yaitu diantaranya Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.

Baca Juga: Idul Adha 2022: Kapan Puasa Arafah Dilaksanakan, Harus Ikut Makkah Atau Indonesia? Simak Penjelasannya!

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Artinya:

“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.” (QS At Taubah ayat 36).

Dilarangnya perbuatan zalim saat bulan-bulan haram, adalah bentuk penghormatan besar dari Allah SWT dab hal tersebut belaku baik diri sendiri ataupun orang lain.

2. Ibadah pada 10 Hari Pertama di Bulan Dzulhijjah

Berbagai kemuliaan yang Allah SWT berikan pada Bulan Dzulhijjah, salah satunya adalah keutamaan pada 10 hari di awal Bulan.

Baca Juga: Idul Adha 2022: Hewan dengan Gejala Apa yang Tak Boleh Dijadikan Hewan Kurban? Begini Menurut MUI!

Seperti ditulis didalam firman-Nya, dalam surat Al Fajr ayat 2:

 وَلَيَالٍ عَشْرٍۙ 

Artinya:

"Demi malam yang sepuluh"

Merujuk pada pendapat dari Ibnu Katsir, dalam tafsirnya yang mengatakan bahwa sepuluh malam yang dimaksud dalam ayat tersebut berada di awal Bulan Dzulhijjah.

Dan diperkuat oleh hadis riwayat Imam Ahmad:

إن العشر عشر الأضحى، والوتر يوم عرفة، والشفع يوم النحر

Artinya:

“Sesungguhnya yang dimaksud dengan 10 itu adalah 10 bulan Al Adha (bulan Dzulhijjah), dan yang dimaksud dengan “ganjil” adalah hari Arafah, dan yang dimaksud dengan “genap” adalah Hari Raya Idul Adha.” (HR Ahmad).

Karenanya, dianjurkan agar memperbanyak ibadah pada Bulan Dzulhijjah khususnya pada 10 hari awal Bulan.

Ibadah yang dilakukan dapat berupa sedekah, berpuasa, mendirikan sholat malam, serta amalan-amalan saleh lainnya.

3. Seruan untuk Menenaikan Haji Bila Mampu

Seperti ditulis oleh Syekh Wahbah az-Zuhaili, dalam kitabnya Fiqih Islam wa Adillatuhu Jilid 3.

Dalam kitab tersebut menjelaskan tentang pengertian haji, yaitu ‘pergi menuju’.

Sedangkan jika dilihat menurut pengertian syariat, ibadah haji adalah kegiatan pergi ke Ka’bah untuk melaksanakan amalan-amalan tertentu.

Allah SWT telah mengabarkan mengenai pensyariatan haji dalam firman-Nya surat Ali Imran ayat 97:

فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ

Artinya:

“Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) Maqam Ibrahim. Siapa yang memasukinya (Baitullah), maka amanlah dia.

(Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana.

Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam.”

Ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama, terkait awal disyariatkannya ibadah haji.

Baca Juga: Idul Adha 2022: Masyarakat Bandung Bisa Laksanakan Sholat Berjemaah 100 Persen di Masjid! Harus Pakai Masker?

Dari ragam pendapat tersebut, pendapat yang masyhur dan disepakati waktu pensyariatan ibadah haji tercatat pada tahun keenam setelah Hijrah.

Merujuk pada kitab Mughni al- Muhtaj karya Syekh Khatib asy-Syarbini.

4. Syariat Qurban atau Kurban

Ibadah Kurban, dalam pengertian syariat memiliki arti menyembelih hewan di Hari Raya Idul Adha dan tiga hari Tasyriq, yaitu 11, 12, dan 13 Dzulhijjah dengan tujuan yaitu untuk beribadah dan mendekatkan diri pada Allah SWT.

Anjuran melaksanakan Kurban, telah banyak disyariatkan baik dalam Alquran maupun hadis.

Seperti firman Allah SWT dalam surat Al Kautsar:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ

Artinya:

“Maka, laksanakanlah sholat karena Tuhanmu dan berqurbanlah!”

Walau bukan termasuk ibadah wajib, namun Kurban ini termasuk sunnah muakkad atau sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

Oleh sebab itu, semasa Rasulullah SAW hidup sejak disyariatkannya Kurban, beliau tidak pernah meninggalkan ibadah tersebut hingga beliau wafat.

Melalui pelaksanaan Kurban ini, Allah SWT mengajarkan kepada manusia mengenai kesetaraan, yak ada perbedaan dihadapan-Nya kecuali satu yaitu rasa takwa seorang hamba kepada sang pencipta.

Selain itu, ibada Kurban memberi pesan kebaikan dan baiknya rasa solidartas serta rasa empati kepada sesama manusia.

Tak hanya hewan, rasa ego yang ada didalam diri juga turut disembelih dan menjadikan kita lebih dekat pada Allah SWT.

Semoga bermaanfaat!***

Editor: Suci Anjani Sukmadewi

Sumber: mui.or.id

Tags

Terkini

Terpopuler