Beberapa resiko jika musim kemarau panjang, diantaranya peningkatan risiko kekeringan, kekurangan air bersih, kebakaran hutan dan lahan, hingga gangguan produksi pangan.
Karena itu, Teguh mengimbau masyarakat menyiapkan cadangan air dengan memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penampung air lain pada akhir musim hujan.
BMKG memprakirakan wilayah Bandung Raya memasuki musim kemarau antara Mei dasarian II hingga Juni dasarian I.
Lebih lanjut Teguh mengatakan, beberapa pos pengamatan curah hujan sudah mendeteksi penurunan curah hujan di bagian wilayah Bandung Raya.
"Perlu dipahami bahwa musim kemarau tidak berarti hujan akan tidak terjadi sama sekali, tapi tetap terjadi namun dengan frekuensi dan intensitas yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan musim hujan dan masa peralihan," katanya seperti dilansirkan Antara.
Menurut Teguh, BMKG belum pernah mengeluarkan peringatan dini mengenai kondisi panas ekstrem karena menurut hasil pengamatan kondisi panas ekstrem belum pernah terjadi di wilayah Indonesia.
"Yang perlu dipahami adalah, pada musim kemarau tutupan awan akan lebih sedikit dibandingkan dengan musim hujan dan masa peralihan, sehingga sinar matahari akan lebih banyak mencapai permukaan bumi, yang menyebabkan cuaca terasa panas terik. Tetapi, suhunya tidak mencapai kategori ekstrem," katanya.***