Seri Cerita In the Letter of Human Angel Messenger, Bumi Pasundan Lahir Saat Tuhan Sedang Tersenyum, Bagian 15

- 16 April 2022, 07:45 WIB
Ilustrasi Seri Cerita In the Letter of Human Angel Messenger, Bumi Pasundan Lahir Saat Tuhan Sedang Tersenyum, Bagian 15/Pexels
Ilustrasi Seri Cerita In the Letter of Human Angel Messenger, Bumi Pasundan Lahir Saat Tuhan Sedang Tersenyum, Bagian 15/Pexels /Anastasiya Gepp/

Aku tak boleh iri, karena ia pun berhak mendapat perlakuan adil dari orangtuanya. Tapi entah mengapa hati ini terasa tak enak setiap kali aku melihat kehidupan baruku ini. Firasatku selalu saja menghantuiku begitu.

Sejak aku punya adik, kehidupan terasa jauh berbeda. Aku merasa diperlakukan tak adil oleh kedua orangtuaku. Mereka yang tadinya lemah lembut, kini rasanya menjadi sedikit kasar.

Aku merasa kehilangan perhatian manis seperti dulu. Berkali-kali aku coba merenungi bahwa ini hanyalah fatamorgana, namun entah kenapa aku tak berdaya untuk menahannya.

Baca Juga: Salut! JK Rowling Melelang Novel Seri Perdana Harry Potter demi Keluarganya

Kuadukan masalah ini pada Malaikat yang pernah datang dalamkehidupanku dengan inisiatifku sendiri, Kemudian aku memasuki kamar tidurku dengan menutup pintu lalu aku memanggil “Malaikat Pelindungku dimanakah kau berada?, Oh Malaikat Cintaku kemanakah kau sekarang? Kuingin kau menemaniku saat ini yang sedang dirundung kegelisahan.

Sesaat kemudian, datanglah mereka berdua.
“Malaikat Pelindungku, akhrinya kau datang juga. Kau tahu aku sedang sedih saat ini.”

“Kenapa lagi kau, Nak?” tanya Malaikat Pelindung.
“Kenapa kau bersedih malaikat kecil?” tanya Malaikat Cinta.

Baca Juga: Ada Tanda Tangan JK Rowling, Novel Harry Potter Milik Wanita Asal Edinburgh Ini Dihargai Ratusan Juta Rupiah

“Kenapa papa mama jadi berbeda sejak kehadiran seorang adik dalam kehidupanku ini? Aku harap hubungan kami tetap harmonis. Kalian berdua malaikatku, aku ingin semua baik-baik saja,” isak tangisku pada Mereka berdua.

“Kan, ada aku di sampingmu, Nak. Kau harus paham, ia masih kecil dan butuh perhatian. Kau pun telah mengalaminya sewaktu kecil dulu.” Sahut mereka.
“Ya, kalian benar. Aku saja yang salah sangka.”

“Nah, begitu. Anak pintar harus kuat, ya. Sebagaimana malaikat itu strong.” Kata mereka.
“Nak, ingatkah kau surat yang kau tulis disimpan dimana atas pesan human angelku kala itu? Hayo, apalagi kamu sedang sedih begini bacalah pesanku itu” Tanya Malaikat Cinta
“Eh iya ya wahai Cintaku, aku kok bisa lupa begini ya hehe”

Halaman:

Editor: Handri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah