Penelitian : Perubahan Iklim Berdampak pada Penyusutan Otak Manusia

- 26 Juli 2023, 11:12 WIB
Ilustrasi otak manusia. Iklim mempengaruhi ukurannya
Ilustrasi otak manusia. Iklim mempengaruhi ukurannya /pixabay/geralt/

 

 

JURNAL SOREANG – Siapa menyangka jika peribahan iklim berdampak pada penyusutan otak manusia. Riset membuktikan tekanan lingkungan ternyata berpengaruh pada perkembangan benak manusia.

 

Sebagaimana diungkapkan laman Science Alert, para ilmuwan menggambarkan bagaimana manusia berkembang dan beradaptasi dalam merespons tekanan lingkungan.

 

Sebuah studi terbaru mengungkap hubungan antara perubahan iklim di masa lampau dan penyusutan otak manusia. Penelitian ini dilakukan oleh ilmuwan Jeff Mogran Stibel dari Natural History Museum di California, Amerika Serikat.

Baca Juga: Penelitian : Ada Hubungan Penyebab Serangan Jantung dengan Bakteri di Usus 

"Mengingat tren pemanasan global, sangat penting untuk memahami dampak perubahan iklim, bila ada, pada ukuran otak manusia dan pada akhirnya perilaku manusia," jelas Stibel.

 

Penelitian tersebut mempelajari bagaimana ukuran otak dari 298 spesimen manusia berubah selama 50.000 tahun terakhir dalam kaitannya dengan suhu global, kelembapan, dan curah hujan.

 

Sementara ketika suhu lebih panas, rata-rata ukuran otak jadi lebih kecil dibanding saat lebih dingin. Kajian Stibel sebelumnya tentang penyusutan otak mendorong studi terbarunya ini karena dia ingin memahami akar penyebabnya.

Baca Juga: Penderita Asam Urat Disarankan untuk tidak Makan Buah Sawo 

"Memahami bagaimana otak telah berubah dari waktu ke waktu pada hominin sangat penting, namun sangat sedikit penelitian yang telah dilakukan mengenai hal ini," tuturnya.

 

"Kita tahu bahwa otak telah tumbuh pada seluruh spesies selama beberapa juta tahun terakhir, namun kita hanya tahu sedikit tentang tren makroevolusi lainnya," sambungnya

 

Stibel memperoleh data tentang ukuran tengkorak dari 10 sumber terpisah yang sudah dipublikasikan, dengan total 373 pengukuran dari 298 tulang manusia selama 50.000 tahun.

 

Dia kemudian memasukkan perkiraan ukuran tubuh yang disesuaikan dengan wilayah geografis dan jenis kelamin untuk memperkirakan ukuran otak.

Baca Juga: Manfaat Daun Sukun Bagi Kesehatan, Bisa untuk Obat Diabetes 

Stibel melakukan penelitiannya menggunakan empat rentang usia fosil yang berbeda, yaitu 100 tahun, 5.000 tahun, 10.000 tahun, dan 15.000 tahun untuk membantu mengoreksi kesalahan penanggalan.

 

Lalu dia membandingkan ukuran otak dengan empat catatan iklim, termasuk data dari European Project for Ice Coring in Antarctica (EPICA) Dome C.

 

Dalam 50.000 tahun terakhir, telah terjadi fenomena Glasial Maksimum Terakhir, yang menyebabkan suhu rata-rata menjadi lebih dingin secara konsisten hingga pengujung Zaman Pleistosen Akhir. Kemudian pada Zaman Holosen suhu rata-rata naik hingga hari ini.

Baca Juga: 7 Manfaat Kesehatan Buah Tomat, Mengapa Jangan Dimakan Mentah-Mentah 

Analisis menunjukkan pola umum perubahan ukuran otak manusia yang berkorelasi dengan perubahan iklim saat suhu naik dan turun. Rata-rata otak mengalami penyusutan yang cukup besar, yaitu lebih dari 10,7 persen, selama periode pemanasan Zaman Holosen.

 

"Perubahan ukuran otak tampaknya terjadi ribuan tahun setelah perubahan iklim dan ini terutama terlihat setelah Glasial Maksimum Terakhir, sekitar 17.000 tahun," terang Stibel dalam laporan penelitiannya.

 

Pola evolusi ini terjadi dalam periode waktu yang relatif singkat, mulai dari 5.000 hingga 17.000 tahun, dan tren menunjukkan bahwa pemanasan global yang sedang berlangsung dapat berdampak buruk pada kognisi manusia.

Baca Juga: Penelitian di Spanyol : Kacang Kenari, Hazelnut, dan Almon Meningkatkan Gairah 

"Bahkan sedikit penyusutan otak manusia yang masih ada dapat berdampak pada fisiologi dengan cara yang belum sepenuhnya dapat dipahami," tukasnyasumsi kurma bisa berisiko karena dapat mengubah jumlah asam urat dalam darah Anda. ***

 

*) Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYoutube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang dan TikTok @jurnalsoreang –e

 

 

Editor: Drs Tri Jauhari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah