Bisakah Sains membantu mempersonalisasi Diet Anda?

- 13 Februari 2023, 06:00 WIB
Bisakah Sains membantu mempersonalisasi Diet
Bisakah Sains membantu mempersonalisasi Diet /Unsplash/Jan Sedivy/

Baca Juga: Selain Manchester United dan Chelsea, Real Madrid Juga Siap Boyong Victor Osimhen dari Napoli

Salah satunya adalah genetika. Bidang ini sebelumnya disebut nutrigenomik, tetapi tidak disukai ketika menjadi jelas bahwa gen memainkan peran yang kurang menonjol dalam cara tubuh merespons makanan daripada yang diperkirakan sebelumnya, kata José Ordovás, direktur nutrisi dan genomik di Tufts University.

Dalam sejumlah kecil kasus, para ilmuwan telah mengaitkan gen tertentu dengan efek kesehatan langsung. Gen CYP1A2, misalnya, hampir sendirian bertanggung jawab untuk menentukan seberapa cepat enzim metabolisme kafein di hati. Variasi genetik menentukan apakah secangkir joe malam membuat seseorang terjaga sepanjang malam atau masih memungkinkan mereka untuk tidur nyenyak. Ini juga mempengaruhi apakah kopi akan membantu seseorang berolahraga dengan intensitas lebih tinggi, seperti bersepeda lebih cepat.

“Genetika terlibat, tetapi itu tidak akan memberi kita persamaan prediksi untuk mengindividualisasikan rekomendasi, karena begitu banyak faktor lain yang terlibat,” ujar Ordovás.

Baca Juga: Presiden Ingatkan Dunia Pers Indonesia Tidak Sedang Baik-Baik Saja, Berikut Penjelasannya

Disebabkan banyak dari faktor tersebut, terutama perilaku, lebih mudah diubah daripada gen kita, memahaminya akan mengarah pada pendekatan yang lebih efektif untuk meningkatkan kesehatan, katanya.

Ratusan penelitian telah menunjukkan bahwa mikrobioma, yang terdiri dari bakteri, jamur, parasit, dan virus yang berada di usus, yang merupakan faktor penting dalam cara tubuh memproses makanan. Mengonsumsi pemanis buatan, misalnya, mengubah komposisi dan fungsi mikrobioma sedemikian rupa sehingga meningkatkan intoleransi glukosa pada orang sehat. Dan mikroba usus tertentu bertahan pada tikus obesitas setelah diet, yang mempengaruhi mereka dan mungkin kita untuk mendapatkan kembali berat badannya.

Masih banyak yang harus dipelajari tentang mikrobioma, termasuk komposisi optimalnya, bagaimana mikroba bekerja secara sinergis, dan bagaimana gaya hidup mempengaruhi komunitas ini, kata Eran Elinav, kepala imunologi sistem di Institut Sains Weizmann Israel dan peneliti mikrobioma yang produktif.

 Baca Juga: Terlibat Pembunuhan, Polisi Sebut Bripka HS Bakal Diproses Pidana dan Kode Etik Serta Terancam PTDH

Bagaimana Gaya Hidup mempengaruhi Cara Kita mengolah Makanan

Halaman:

Editor: Josa Tambunan

Sumber: National Geographic


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah