Cek Fakta! Orang Pendiam Artinya Introvert dan yang Banyak Bicara Itu Ekstrovert? Ini Penjelasannya Ahli

9 Maret 2023, 17:14 WIB
Ilustrasi, Cek Fakta! Orang Pendiam Artinya Introvert dan yang Banyak Bicara Itu Ekstrovert? Ini Penjelasannya Menurut Ahli /Pixabay

JURNAL SOREANG - Orang yang pendiam biasanya identik dengan introvert, dan sebaliknya orang yang banyak berbicara identik dengan ekstrovert.

Mengapa kita seringkali menyebut dua karakter tersebut dengan introvert dan ekstrovert?

Introvert sebagai si paling pendiam dan penyendiri, serta ekstrovert si paling sosial dan banyak bicara.

Baca Juga: 7 Coffee Shop di Bandung yang Recommended, Ini daftar lengkapnya

Namun, apakan benar semua orang pendiam adalah introvert dan semua orang yang banyak bicara adalah ekstrovert?

Bukankah ada saat di mana kita pernah merasa ingin sendiri dan terkadang kita merasa ingin dikelilingi oleh banyak orang?

Pada dasarnya, kepribadian mengacu pada karakteristik individu yang berbeda satu sama lain.

Baca Juga: Rekomendasi 6 Tempat Makan di Kota Bandung, Banyak Dikunjungi

Setiap individu memiliki karakteristik dan kepribadian masing-masing, tidak ada individu yang memiliki karakter dan kepribadian yang sama persis.

Namun, kita seringkali mengelompokkan karakter seseorang dengan istilah introvert dan ekstrovert.

Istilah introvert dan ekstrovert datang dari salah satu tokoh psikologi terkenal yang berasal dari Swedia, yaitu Carl Gustav Jung.

Baca Juga: Jadwal German Open 2023, Kamis, 9 Maret 2023, Dua Wakil Indonesia Siap Beraksi, Berikut Perinciannya

Definisi awal dari Jung terkait ekstrovert adalah individu yang fokus atau ketertarikan utamanya pada dunia luar atau objektif, dan mengaitkan dunia luar dengan nilai esensial.

Sedangkan, introvert adalah kebalikannya. Fokus dan ketertarikan utama seorang introvert adalah ke arah diri sendiri atau subjektif.

Pada tahun 1960, Psikolog Hans Eysenck, menambahkan pendapat Carl Jung.

Menurut Eysenck, perbedaan utama antara introvert dan ekstrovert terletak pada cara mereka mendapatkan dan mengisi ulang energi mental mereka.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Tempat Ayam dan Bebek Goreng Hits di Kota Bandung, Berikut daftarnya

Penambahan teori dari Eysenck tersebut lebih banyak digunakan untuk menjelaskan introvert dan ekstrovert.

Secara alami, individu introvert, memiliki tingkat aktivitas otak yang lebih tinggi. Oleh sebab itu, si introvert merasa lebih perlu untuk melindungi diri dari rangsangan eksternal. Dengan menarik diri, si introvert memperoleh energi mental.

Sementara itu, aktivitas saraf ekstrovert lebih rendah. Mereka mengatasi kekurangan tersebut dengan memaparkan diri mereka pada rangsangan eksternal agar baterai mental si ekstrovert terisi.

Baca Juga: Gelar Operasi Jaran Lodaya 2023, Polresta Bandung Amankan 36 Tersangka

Menurut tipologi ekstrovert dan introvert, karakteristik yang dimiliki si ekstrovert senang mencari atau menerima perhatian, senang dikelilingi orang lain dan memiliki banyak teman, ramah, menikmati bekerja secara kelompok, lebih suka berbicara daripada menulis, dan mendapat energi saat berkumpul dengan orang lain.

Sedangkan, karakteristik introvert adalah memiliki sekelompok kecil teman dekat, mendapat energi dengan menyendiri, menikmati kesendirian, lebih banyak berpikir daripada membicarakan pikiran mereka, lebih ramah dan dan suka berteman di sekitar orang yang mereka kenal baik, dan belajar dengan baik melalui observasi.

Psikolog modern memberikan teori bahwa tipologi tersebut sekarang dianggap terlalu sederhana, karena tidak ada seseorang yang digambarkan secara akurat sebagai introvert atau ekstrovert sepenuhnya.

Baca Juga: 4 Tim Lolos ke Perempat Final Liga Champions 2022-2023, Ini Kata Pelatih Bayern Munich dan PSG

Kebanyakan orang berada di antara dua tipe kepribadian menurut Jung, yaitu ambivert.

Ambivert adalah kecenderungan introversi dan ekstroversi berada dalam kondisi keseimbangan dan dimanifestasikan pada waktu yang berbeda dalam menanggapi situasi yang berbeda.

Karakteristik introversi dan ekstroversi tersebut bukan merupakan sesuatu yang paten.

Hal itu berarti bahwa tidak selalu introvert tidak mengerti cara bersosialisasi dan tidak selalu si ekstrovert selalu senang berpesta atau selalu senang dikelilingi banyak orang.

Baca Juga: Bersiap Siap Ya, 5 Weton yang Akan Ditumpahi Rezeki Dahsyat, Kata Primbon Jawa Hidupnya Full Bejo Sugih Duit!

Introvert dan ekstrovert sebenarnya adalah sebuah spektrum. Jadi, bisa saja ada individu yang introvert yang senang bergaul dan ekstrovert yang pemalu.

Kita semua diciptakan unik dengan beragam kepribadian dan karakteristik masing-masing.

Jangan biarkan label introvert atau ekstrovert menjadi penghalang pengembangan diri dan sosialisasi, karena sejatinya kita semua memiliki karakteristik introvert dan ekstrovert. Hanya saja dalam taraf yang berbeda-beda.

Jadi, apakah kalian lebih condong ke karakter introvert, ekstrovert, atau justru ambivert?***

Editor: Rustandi

Sumber: Youtube

Tags

Terkini

Terpopuler