Waspada! Hindari Makan Hingga Larut Malam, Karena Bisa Mengganggu Kesehatan, Berikut Resiko yang Diketahui

6 Februari 2023, 19:55 WIB
Makan hingga larut malam tidak baik baik kesehatan bisa timbulkan risiko penyakit obesitas hingga diabetes /NDTV food

JURNAL SOREANG - Kebiasaan makan saat larut malam sering dihubungkan dengan berbagai masalah kesehatan diantaranya kegemukan, perut buncit hingga bisa menyebabkan diabetes.

Namun, berdasarkan penelitian anggapan bahayanya makan ketika larut malam  mungkin ada benarnya. 

Kali ini Penelitian dilakukan di Northwestern Medicine, mereka berhasil memberikan petunjuk mengenai bahaya makan hingga larut malam.

Baca Juga: Kapal Cinta Sejati Titanic, Kembali Berlayar Di Bioskop untuk Memperingati 25th Anniversary di Februari 2023

Studi tentang bahaya makan larut malam  dilakukan kepada tikus yang merupakan hewan nokturnal.

Periode aktif tikus beraktifitas terjadi pada malam hari dan periode tidak aktif tikus terjadi pada siang hari.

Studi ini dilakukan selama sepekan, sebagian tikus diberi makan di siang hari dan sebagian lainnya diberi makan di malam hari.

Baca Juga: Song Hye Kyo Berkata 'Sehat dan Bahagia' Sebelum Berita Pernikahan Mantannya Muncul! Kode Keras untuk Fans?

Tim peneliti juga mengatur suhu lingkungan tempat tikus berada di 30 derajat Celsius. Pada suhu inilah tikus melepaskan energi paling sedikit.

Hasilnya membuktikan tikus yang makan di siang hari atau saat di periode tak aktif mengalami kenaikan berat badan lebih tinggi.

Perbedaan kenaikan berat badan ini terjadi meski seluruh tikus berada di lingkungan yang sama dan menerima jumlah makanan yang sama.

Baca Juga: 4 Zodiak yang Karirnya Bakal Sukses Besar di Februari 2023, Rezekinya Mengalir Deras, Cuan Banjiri Rekening!

Menurut tim peneliti, perbedaan kenaikan berat badan ini berhubungan dengan kecenderungan tubuh dalam membakar energi.

Tim peneliti menyebutkan tubuh cenderung membakar energi lebih besar di waktu tertentu pada saat periode waktu aktif.

Periode aktif tikus terjadi di malam hari. sebaliknya pada manusia, periode aktif terjadi pada siang hari.

Baca Juga: Waduh! Suka Mewarnai Rambut? Hati-hati, Bisa Memicu Risiko Terjadinya Kanker Payudara

Temuan ini sama dengan studi lain yang dilakukan oleh Dr Joseph T Bass, penelitiannya dilakukan sekitar 20 tahun lalu.

Studi tersebut menemukan adanya hubungan antara jam biologis tubuh dengan berat badan, obesitas, serta metabolisme tubuh pada hewan.

Dr Bass menjelaskan temuan ini dapat menjadi panduan bagi dokter dalam mengatur jadwal makan kepada pasien, khususnya pasien yang membutuhkan nutrisi jangka panjang.

Baca Juga: Tips Kesehatan: Sakit Kanker, Jahe dan Bawang Putih Terbukti Ampuh Mencegah Risiko Berbagai Penyakit

Untuk mencegah terjadinya obesitas pada pasien, pemberian makan yang direstorasi oleh waktu bisa menjadi solusi.

Dr Bass menyebutkan pasien yang menggunakan selang makan biasanya diberi makan di malam hari. Pada pasien-pasien ini, tingkat kejadian diabetes dan obesitas cenderung lebih tinggi.

"Pemberian makan dengan batasan waktu akan menekan obesitas lewat termogenesis adiposit," jelas tim peneliti seperti dilansir JurnalSoreang.com dari laman PMJ News.

Baca Juga: Dise Dalusari: Seorang Penulis Asal Jambi Berprestasi Mengharumkan Indonesia di kancah Internasional

Bijaklah dalam memilih makanan, Usahakan untuk makan malam satu atau dua jam sebelum tidur.

Selain bisa menjaga berat badan tetap ideal, hal ini juga bisa membantu anda terhindar masalah kegemukan dan risiko penyakit diabetes.***

Editor: Rustandi

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler