Waspada! Gejala dan Penyebab Duck Syndrome yang Sering Dialami Mahasiswa dan Budak Korporat! Kamu Termasuk?

8 Juni 2022, 10:18 WIB
ilustrasi duck syndrome /klikdokter.com

JURNAL SOREANG- Berbagai tuntutan hidup membuat kita rentan mengalami Duck syndrome.

Duck syndrome adalah gangguan psikologis yang kerap kali menyerang tanpa kita sadari.

Duck syndrome berasal dari gagasan bebek yang terlihat tenang dan santun saat meluncur di permukaan air namun mengayuh dengan panik di bawah permukaan air untuk tetap mengapung.

Tanpa disadari kita memiliki Duck syndrome yakni terlihat tenang dan santai tapi sangat panik dan stres.

Dilansir dari betterhelp, Duck syndrome memiliki beberapa gejala yang mungkin tidak kita sadari antara lain sebagai berikut.

Baca Juga: Prediksi Kualifikasi Piala Asia 2023 Kuwait vs Indonesia, ada Info Rekor Pertemuan dan Kekuatan Tim Keduanya

- Merasa kewalahan dan luar kendali.

- Kesulitan menenangkan dan menenangkan pikiran.

- Merasa buruk tentang diri sendiri, kesepian, atau membandingkan diri sendiri dengan orang lain dan percaya bahwa orang lain lebih baik.

- Merasa gugup.

Baca Juga: Piala Presiden 2022 Segera Datang, Pemkot Bandung Tetapkan Prokes untuk Penonton? GBLA Sudah Siap Dipakai!

- Gejala fisik termasuk energi rendah, sulit tidur, ketegangan otot, gigi terkatup, mual, atau mulut kering.

- Gejala kognitif termasuk terus-menerus khawatir, pelupa, pikiran berlomba, kesulitan fokus, dan penilaian yang buruk.

- Perubahan perilaku termasuk perubahan nafsu makan, penundaan, peningkatan penggunaan zat seperti alkohol atau obat-obatan, atau perilaku gugup seperti gelisah atau menggigit kuku.

Baca Juga: Update Rumor Transfer Manchester United: Nunez Makin Sulit, Timber Disarankan Van Gaal Tak Pergi dari Ajax

Penyebab Duck Syndrome
1. Transisi ke kehidupan kampus dapat menjadi sulit karena dapat terjadi ketika siswa belajar untuk hidup jauh dari keluarga mereka untuk pertama kalinya dan mengalami tuntutan yang meningkat secara signifikan dari perubahan akademik, ekstrakurikuler, dan sosial.

2. Media sosial dapat berperan jika siswa melihat konten yang mengarah pada perasaan bahwa kehidupan orang lain sempurna dan mudah.

3. Tekanan dari keluarga atau diri sendiri untuk berprestasi tinggi atau sempurna.

4. Siswa yang belum belajar resiliensi atau terbiasa dengan intervensi orang tua mungkin merasa belajar untuk mengatasi sendiri dengan meningkatnya tuntutan atau kekecewaan sulit.

Baca Juga: Simak! Ramalan Shio Kelinci, Naga, Ular Hari Ini, Hati Hati dengan Sebuah Keputusan

5. Lingkungan yang kompetitif dapat memicu perasaan stres atau kewalahan.

Menangani Duck Syndrome harus melalui pemeriksaan yang efektif untuk mengetahui kondisi kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi, yang lazim di kalangan mahasiswa.

Ada juga sistem pendukung untuk siswa yang tidak mengalami gangguan kesehatan mental yang didiagnosis tetapi mengalami stres atau tantangan dalam menghadapi tuntutan perkuliahan.***

Editor: Nabilla Balqis

Sumber: betterhelp.com

Tags

Terkini

Terpopuler