Waduh! Selalu Kalah Inilah Usaha yang Dilakukan Ford untuk Menandingi Ferrari

- 22 Januari 2022, 11:36 WIB
Geram karena selalu kalah dari Ferrari, CEO Ford, Henry Ford kerahkan tenaga ahli untuk tangani medan balap mobil.
Geram karena selalu kalah dari Ferrari, CEO Ford, Henry Ford kerahkan tenaga ahli untuk tangani medan balap mobil. /YouTube

JURNAL SOREANG - Henry Ford II marah besar setelah dana juta dollar yang ia gelontorkan membuat Ford tetap tidak bisa menggoyang kedigdayaan Ferrari di arena balap.

Henry Ford kemudian mengambil keputusan besar yang mengubah segalanya. Dia memberikan kepercayaan penuh pada Shelby dan timnya untuk mengelola tim balap.

Tidak ada lagi birokrasi. Shelby langsung melapor kepada ford Shelby pun bergerak dengan cepat.

Baca Juga: Sengit! Inilah Usaha yang dikerahkan Ford untuk Kalahkan Ferrari, Berhasil?

Maka dari tangan dingin Ken Miles bersama timnya lahirlah jt42 modifikasi terupdate dari mobil balap Ford gt40

dan dengan model itu ford tidak hanya menyalahkan Ferrari di perlombaan balap pada tahun 96 tapi juga mempermalukan kuda-kuda Italia itu.

Sementara tidak ada satupun mobil balap Ferrari yang menyelesaikan balapan tiga mobil Ford gt40 merebut tempat pertama kedua dan ketiga

Selama tiga tahun berikutnya Ford memenangkan lomba balap yang paling berbahaya dan sekaligus bergengsi itu.

Baca Juga: Sudah Beda Generasi, Inilah Gebrakan Inovasi Ford Setelah Perang Dunia II

Ford mengalahkan Ferrari bukan karena kehebatan dan visi besar sang founder atau CEO,

melainkan karena Ford memiliki manajer Madya yang berani berpikir liar dan tidak takut mengungkapkan pendapatnya pada pimpinan.

Walaupun orang kanan-kirinya pengen cari aman dan memilih jadi yes man, Lee bersama rekan-rekannya di manajemen Madya mampu menggerakkan sebuah inisiatif yang radikal dan inovatif serta memperjuangkannya hingga benar-benar berhasil.

di tengah pesimisme orang-orang disekitarnya yang menganggap inisiatifnya mustahil tercapai, dia memiliki posisi yang unik.

Baca Juga: Bagaimana Cara WNI Menikahi Orang Brunei Darussalam? Penuhi Persyaratan dan Langkah-Langkah Berikut ini

Mereka berada ditengah antara pengaruh stratejik dan pekerja operasional riset menyebutkan bahwa manajemen media merupakan posisi yang memiliki tingkat stres paling tinggi.

Budaya jadi jembatan antara pimpinan Puncak yang berpikirnya ke langit dengan pekerja lapangan yang setiap hari bergumul dengan masalah.

Karena realita tidak pernah seindah rencana seringkali manajemen Madya berakhir jadi sasaran tembak atau malah terabaikan sama sekali.

Padahal mereka seharusnya dilihat sebagai sumber daya kunci yang harus dikembangkan begitu menurut Paul Osterman, Professor of human resource management di Emirates London School of Management.

Baca Juga: Kader Pertanyakan Proses PAW Anggota DPRD, Berikut Penjelasan Sekjen DPD Golkar Kabupaten Bandung

Kajian-kajian menunjukkan bahwa ketika perusahaan mampu memberdayakan manajemen ini dengan baik maka keajaiban demi keajaiban akan muncul di perusahaan.

Kisah Ford vs Ferrari adalah contoh nyatanya Brian elit eksekutif Life of the future dalam tulisannya bulan Mei 2021 berjudul It's time to free the middle Manager,

Mengatakan bahwa peran tradisional seorang manajer Madya itu memantau kinerja tim, mengoptimalkan produktivitas individu dan sebagainya,

Menjadi semakin tidak diperlukan dengan hadirnya teknologi digital yang memungkinkan arus informasi bergerak lebih bebas dan demokratis.

Baca Juga: 7 Negara dengan Sepak Bola Terhebat, Calon Kuat Juara Piala Dunia 2022 Qatar, Mana Saja?

Kini para manajer dapat fokus pada sesuatu yang jauh lebih penting daripada sekedar menyalurkan informasi yaitu membangun tim dan menghubungkan orang-orang yang merupakan darah kehidupan sebuah organisasi.***

Editor: Rustandi

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah