Network
JURNAL SOREANG- Akhir tahun 2021 ditutup oleh Kementerian Pertanian dengan melepas ekspor pertanian sejumlah 1,3 ton dari 34 propinsi di Indonesia ke 124 negara.
Prestasi ini mendapat perhatian dari wakil rakyat asal Sulawesi Selatan, Andi Akmal Pasluddin. Ia mengapresiasi pertumbuhan ekspor pertanian yang terus meningkat di tahun 2021 ini sebesar Rp 451,77 triliun naik 15,79 peren di banding tahun-tahun sebelumnya.
Namun demikian, Akmal masih menyayangkan bahwa sektor pertanian ini hingga saat ini terlihat bukan menjadi prioritas bagi pemerintah yang ditunjukkan dengan dukungan anggaran yang menurun dari tahun ke tahun.
Baca Juga: Potensi Besar, Pemerintah Diminta Arahkan Pembangunan Pertanian di Perkotaan Bukan Sekadar Hobi
"Saya menyetujui bahwa sektor pertanian ini di tahun 2021 menjadi penyelamat pertumbuhan ekonomi nasional. Terutama pada saat pandemi, dimana banyak sektor mengalamai keterpurukan, sektor pertanian sangat kokoh, bahkan hanya PDB sektor ini tumbuh positif sedangkan sektor lain mengalami kontraksi," tutur Akmal, Senin 10 Januari 2022.
Namun demikian, Akmal mengkritisi beberapa kali klaim pemerintah tidak ada impor beras dua tahun terakhir.
Padahal, telah terjadi importasi beras tiap tahun termasuk tahun 2020 dan tahun 2021. Akmal mengatakan tidak mungkin tidak ada impor beras dua tahun terakhir.
Berkaitan dengan adanya surplus beras sebesar 9 juta ton, Akmal sangat mengapresiasi. Legislator kelahiran Bone ini berharap, tahun 2022 dapat melakukan ekspor beras.
