Tahun Politik! Program Rembug Desa Jadi Sorotan Publik, Jamparing Institut: Patut Diapresiasi dan Dievaluasi

1 Februari 2023, 19:07 WIB
Dadang Risdal Aziz Direktur Jamparing Institut pemerhati kebijakan pemerintah. /Jurnal Soreang

JURNAL SOREANG - Dadang Risdal Aziz Direktur Jamparing institut pemerhati kebijakan pemerintah, menanggapi sorotan publik terkait program Rempug Desa yang dilakukan Bupati Bandung.

Menurutnya, program Rempug Desa yang digagas Dadang Supriatna sebagai Bupati Bandung perlu mendapat apresiasi karena tujuannya sangat positif.

"Bagus, dan saya sampaikan apresiasi atas kegiatan Rembug Desa. Selain bisa menampung aspirasi, juga mempererat silaturahmi pimpinan pemerintah dengan masyarakat," kata Risdal sapaan akrab Direktur Jamparing Institut kepada Jurnal Soreang, Rabu 1 Februari 2023.

Baca Juga: 5 Transfer Terbesar yang Terjadi di Januari 2023, Chelsea Pecahkan Rekor Setelah Datangkan Enzo Fernandez

Risdal menjelaskan, sesuai data yang diterima Jamparing institut Bupati Bandung sudah sukses melaksanakan kegiatan tersebut di 18 lokasi dari 270 Desa dan 10 Kelurahan di Kabupaten Bandung.

"Meski tujuan dari program itu bagus, saat ini menjadi sorotan publik karena kegiatan Rembug Desa menyisakan persoalan cukup krusial. Salah satu yang menjadi sorotan, adalah penggunaan anggaran yang cukup fantastis," jelasnya.

Oleh karena itu, Risdal dengan tegas mengatakan agar program tersebut berjalan dengan baik untuk kepentingan masyarakat, maka, diperlukan kajian secara matang.

Baca Juga: Deretan Film Horor Indonesia akan Tayang di Bioskop Februari 2023, Yuk Simak Jadwal Rilisnya!

"Sekarang menjadi sorotan publik, penggunaan anggaran makan minum yang fantastis, baru sekitar 18 desa sudah menghabiskan miliaran. Output yang dihasilkan dari kegiatan Rembug Desa itu sendiri, sasaran dan capaiannya tidak jelas," katanya.

Harus ada kajian matang, bagaimana Output dan sejauh mana input dari program tersebut, agar dampaknya terasa positif oleh masyarakat kabupaten Bandung.

“Programnya bagus, Bupati bisa mendengarkan keluh kesah langsung dari masyarakat tanpa harus melalui birokrasi yang panjang dan berbelit," akunya.

Baca Juga: Usulan Biaya Ibadah Haji Tahun 2023 Memberatkan? Ini Tanggapan Akademisi yang Berbeda Sudut Pandangnya

"Tetapi disisi lain penggunaan anggaran makan minum untuk kegiatan ini sangat fantastis, satu desa menghabiskan anggaran puluhan juta lebih," tuturnya.

Bila 18 Desa menghabiskan miliaran, maka asumsi dari 270 Desa di Kabupaten Bandung akan menghabiskan puluhan miliar rupiah dan memang sebuah jumlah yang fantastis.

Lebih lanjut Risdal mengatakan, Output dari kegiatan Rembug Desa tersebut tidak jelas ukuran keberhasilannya. Meski, dalam beberapa kesempatan Bupati menyampaikan kegiatan Rembug Desa tersebut diharapkan akan menumbuhkan peluang usaha baru dan menekan angka pengangguran.

Baca Juga: Rajanya Hoki! Rezeki 7 Shio Ini Makin Mulus di Februari 2023, Transferan Cuan terus Mengalir Banjiri Rekening!

"Melalui Rembug Desa, pemkab Bandung ingin menciptakan 35.000 pengusaha baru, juga untuk menekan laju inflasi melalui pemberdayaan ekonomi," katanya.

Artinya, tambah Risdal, dari tujuan kegiatan menjadi bias karena berubah-ubah, sehingga mendapat sorotan publik khusunya dalam penggunaan anggaran.

“Harusnya ada laporan secara berkala terkait output dari kegiatan itu, baik dari sisi pemakaian anggaran maupun output capaian, sehingga masyarakat bisa mengerti dan bisa memahami," lanjut Risdal.

Baca Juga: 6 Pemain Chelsea yang Pindah ke Arsenal Selain Jorginho, Salah Satunya Ada David Luiz

Lebih lanjut Risdal menegaskan, tahun 2023 sudah memasuki tahun politik jelang pemilu 2024 mendatang. Sehingga ada sebagian masyarakat beranggapan, program Rembug Desa disinyalir sebagai kampanye terselubung untuk kepentingan di tahun 2024.

"Betul, banyak masyarakat beranggapan kegiatan Rempug Desa kepentingan bupati untuk menghadapi tahun politik 2024 nanti. Maka, program itu perlu dievaluasi," pungkasnya.***

Editor: Rustandi

Tags

Terkini

Terpopuler