Ini Syarat agar Belajar Daring Tak Membosankan

- 8 Oktober 2020, 10:01 WIB
Ilustrasi. Seorang guru SDN 4 Kertasari tengah melaksanakan kegiatan belajar mengajar luar jaringan (luring) berupa guru keliling (guling) di salah satu masjid, beberapa waktu lalu. Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis akhirnya menghentikan sementara  luring  di seluruh kecamatan  berkenaan dengan semakin meningkatnya kasus Covid-19 di Ciamis.
Ilustrasi. Seorang guru SDN 4 Kertasari tengah melaksanakan kegiatan belajar mengajar luar jaringan (luring) berupa guru keliling (guling) di salah satu masjid, beberapa waktu lalu. Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis akhirnya menghentikan sementara luring di seluruh kecamatan berkenaan dengan semakin meningkatnya kasus Covid-19 di Ciamis. /Pikiran-Rakyat.com/Nurhandoko Wiyoso/

JURNAL SOREANG- Pembelajaran dalam jaringan (daring) sejak Maret lalu dinilai membosankan dan kurang efektif. Padahal, belajar daring juga bisa menarik kalau guru bisa menyampaikannya dengan baik.

"Salah satu faktor yang menentukan mutu pendidikan adalah guru. Meski kini sudah banyak teknologi pendidikan, namun tetap saja kedudukan guru tak bisa tergantikan," kata Ketua Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Jabar, Saepuloh, saat dihubungi, Kamis, 8 Oktober 2020.

Bahkan di masa pandemi Covid-19 ini betapa orang tua merindukan kehadiran guru karena ternyata orangtua kesulitan mengajar anak-anaknya.

Baca Juga: BLT Pekerja 600 Ribu Tahap 5 Cair Hari Ini, Segera Cek Rekening

"Hanya, masalahnya untuk peningkatan mutu guru ini masih terhambat dengan kemampuan ekonomi para guru. Apalagi bagi guru honorer yang dari segi pendapatannya rata-rata di bawah Rp 1 juta per bulan," ucapnya.

Melihat pentingnya peningkatan mutu guru ini,  Pimpinan Wilayah Pergunu Jawa Barat menjalin kerja sama dengan berbagai universitas dan sekolah tinggi untuk memberikan beasiswa kuliah kepada para guru.


"Tercatat perguruan tinggi yang susah bekerja sama adalah Uninus, Unpas, STAI Sabili, maupun kampus dari Indramayu bahkan Jawa Timur," katanya.

Baca Juga: Bersiaplah Kota Soreang Akan Jadi Kota Pendidikan

Seperti  kerja sama dengan  Kampus Institut Pesantren KH Abdul Chalim (IKHAC) Pacet, Mojokerto, Jawa Timur,  maka guru yang lolos seleksi bisa  kuliah gratis. 

"Program ini bertujuan untuk menjadikan Kader-kader NU sebagai generasi bangsa ulama yang sekaligus intelektual," katanya.

Para guru juga bisa belajar dan studi banding sebab IKHAC Mojokerto menerapkan model pembelajaran cooperative learning, baik untuk tingkat S1 maupun S2.

Baca Juga: Umrah Akan Lebih Mahal Bila Terapkan Protokol Kesehatan Akibat Covid-19

"IKHAC kemudian membekali para mahasiswa dengan lima mata kuliah unggulan, yaitu Bahasa Arab & Inggris, Ahlussunah waljamaah (Aswaja), teknologi informasi, dan Akuntansi, yang kemudian menyempurnakannya dengan sistem penilaian autentik, utuh dan khas. Yaitu,  sebelum melaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS) setelah 14 pertemuan kuliah, dilakukan sistem pekan penyempurnaan, shortcous 1, UAS, shortcous dua kemudian remidi," katanya.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x