Tingkatkan Layanan PAUD dan Posyandu, Desa Sukosari Bentuk Program Sipadu

- 3 Maret 2022, 08:02 WIB
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim dalam Seminar Nasional untuk Kepala Desa “Menuju Pendidikan Desa Berkualitas - Melalui Penyelenggaraan PAUD Berkualitas di Desa”, yang dilakukan secara daring, pada baru-baru ini.
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim dalam Seminar Nasional untuk Kepala Desa “Menuju Pendidikan Desa Berkualitas - Melalui Penyelenggaraan PAUD Berkualitas di Desa”, yang dilakukan secara daring, pada baru-baru ini. /Kemendikbud ristek /

JURNAL SOREANG- Kemendikbudristek berkomitmen untuk mendukung tercapainya pendidikan desa berkualitas, salah satunya melalui kemitraan bersama dalam menghadirkan layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berkualitas di desa.

“Hadirnya layanan PAUD yang berkualitas di setiap desa perlu menjadi usaha kita bersama agar setiap anak dapat bertumbuh kembang sesuai dengan potensinya dan terhindar dari stunting. Kami ingin semua anak Indonesia punya kesempatan yang sama mendapatkan PAUD yang memerdekakan dan menyenangkan,” tutur Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim dalam Seminar Nasional untuk Kepala Desa “Menuju Pendidikan Desa Berkualitas - Melalui Penyelenggaraan PAUD Berkualitas di Desa”, yang dilakukan secara daring, pada baru-baru ini. 

Kesuksesan program PAUD di desa tidak lepas dari peran pemerintah daerah setempat. Desa Sukosari, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur telah berinovasi menciptakan program Sinergisitas PAUD dan Posyandu (Sipadu), sebagai upaya penyediaan layanan pendidikan dan kesehatan secara bersamaan.

Baca Juga: Mengalahkan Rintangan, Ini Inovasi Kepala Desa di Papua dalam Mendirikan PAUD

Berawal dari rendahnya kunjungan anak ke pos pelayanan terpadu (Posyandu) karena waktu pelaksanaan yang bersamaan dengan aktivitas PAUD, maka pemangku kepentingan di Desa Sukosari membentuk Sipadu dengan konsep kolaborasi antara pengelola PAUD dan Posyandu yang dipandu tim penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) setempat.

“Dengan satu misi bersama untuk memberikan pelayanan pendidikan dan kesehatan secara prima, mandiri, dan ceria, maka pemerintah desa mengajak bidan desa dan Kepala PAUD Kenari untuk membuat jadwal yang sama dengan pelaksanaan Posyandu,” ujar Nggoro, Kepala Desa Sukosari saat berbagi pengalaman.

Lebih dari itu, menurut Nggoro tidak hanya anak yang mendapatkan pelayanan, namun orang tua atau pendamping anak juga difasilitasi dalam satu Komunitas Perempuan Lincah Aktif Kreatif (Koplak).

Baca Juga: Masih Ada 19 Ribu Desa di Indonesia yang Belum Punya PAUD

“Melalui komunitas ini para orang tua atau pendamping anak mendapat pembekalan keterampilan seperti membuat bunga dari bahan stoking, bros dan aksesoris, tutup gelas, menghias toples, dan sebagainya. Hasilnya dijual untuk peningkatan ekonomi keluarga,” jelas Nggoro.

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud Ristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x