95 Persen Kampus Indonesia Kesulitan Dorong Hasil. Penelitiannya Dipakai Industri

- 12 November 2021, 05:06 WIB
Ilustrasi kuliah dan penelitian..95 Persen Kampus Indonesia Kesulitan Dorong Hasil. Penelitiannya Dipakai Industri
Ilustrasi kuliah dan penelitian..95 Persen Kampus Indonesia Kesulitan Dorong Hasil. Penelitiannya Dipakai Industri /Pixabay.com/Steve Buissinne

Profesor Swinburne University of Technology sekaligus Presiden IARNA, Akbar Ramdhani, mengungkapkan bahwa IARNA merupakan jaringan peneliti dan akademisi di Australia yang memiliki ketertarikan dengan Indonesia.

Baca Juga: Hasil Penelitian: Akibat Zonasi Sekolah Negeri Terima Siswa dengan Kemampuan Lebih Rendah, Guru Kesulitan

“IARNA ingin menjembatani kolaborasi peneliti di Indonesia dan Australia serta menjembatani hasil-hasil penelitian kampus agar bisa diimplementasikan di dunia industri,” tutur Akbar. Ia berharap, diskusi seperti ini dapat terus bersama-sama membuka peluang kolaborasi yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas riset bersama.

Ketua Tim Kerja Akselerasi Kampus Merdeka dan Koordinator Kedaireka, Achmad Adhitya, mengungkapkan bahwa pemerintah sangat mendorong pengembangan inovasi sebagai kekuatan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. “Belanda, contohnya, dia negara yang wilayahnya kecil, tapi mampu menjadi salah satu eksportir pertanian terbesar di dunia,” ujar Adhitya.

Diterangkan Achmad, hal ini dapat terjadi karena kekuatan inovasi yang dikembangkan Belanda. “Mereka sangat serius mengembangkan teknologi dan inovasi pertanian, sehingga bisa menghasilkan produk pertanian dengan kualitas dan kuantitas yang berkali lipat, dan menjadi eksportir terbesar di dunia,” ujar Adhitya.

Baca Juga: UNS dan Neu-Ulm University of Applied Sciences Jerman Jalin KerjaSama Pendidikan dan Penelitian, Ini Isinya

Adhitya juga menjelaskan bahwa Kebijakan Transformasi Dana Pemerintah untuk Pendidikan Tinggi yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo, ditujukan untuk mendukung Kampus Merdeka, dan setelahnya dilanjutkan dengan peluncuran Kedaireka.

“Salah satu tantangan dalam ekosistem inovasi di Indonesia adalah keterbatasan akses. Dari 3.000 kampus yang dijajaki, hanya 5% kampus yang memiliki akses untuk bekerja sama dengan industri secara berkelanjutan. Jadi, artinay ada 95% kampus yang kesulitan untuk mendorong agar hasil penelitiannya termanfaatkan oleh industri” jelas Adhitya.

Saat ini, tambah Adhitya, sudah ada 3.143 perusahaan yang tergabung dalam platform Kedaireka dan secara organik, hampir 40 perusahaan yang bergabung setiap harinya. “Perusahaan terdiri dari perusahaan multinasional, nasional, maupun perusahaan daerah,” ucap Adhitya.***

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud Ristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah