Adi mengakui, secara teknis di lapangan, pihaknya selalu memita para wartawannya untuk tetap melakukan chek and rechek terhadap semua informasi yang diterimanya.
Bahkan saat ini sudah ada kejemuan mengiformasikan aspek negative dari covid 19 ini. Oleh karena itu pihaknnya menugaksan wartawannya untuk meliput pemberitaan yang bisa motivasi positif terhadap masyarakat untuk sama-sama melawan Covid-19 ini.
“Sebetulnya saat ini sangat mudah menentukan informasi hoaks atau bukan. Sekarang ini sudah ada beberapa aplikasi yang bisa menentukan informasi tersebut hoaks atau bukan,” ujar Adi.
Sementara itu, dr. Ade Firman Kurniawan, mengatakan, informasi hoaks berkaitan dengan covid 19 sangatlah mengganggu kinerja team Kesehatan untuk melanjalnkan tugasnya di lapangan.
Karena banyak masyarakat yang belum tahu secara mendalam mengenai corona dan manfaat vaksin tidak mau divaksin gara-gara mendengar informasi hoak tersebut.
Vaksin adalah salah satu cara untuk mengendalikan Covid-19 sehingga diharapkan tidak menyebar kemana-mana. Namun karena ada informasi hoaks, sehingga aspek kegunaan dan manfaat dari vaksin tersebut bagi tubuh manusia tidak tersempaikan.
“Masyarakat yang terkena informasi hoak dan belum paham soal kegunaan dan manfaat vaksin akhirnya mempunyai idiologi tersendiri sehingga ketika diberikan pemahaman mengenai manfaat vaksin sulit untuk diterima,” ujar Ade.***