Hasil akhir AN murni bertujuan untuk perbaikan mutu pembelajaran dan tidak akan memberikan konsekuensi terhadap individu pesertanya.
Turut hadir dalam diskusi Anggota Komisi X DPR RI Sofyan Tan. Sofyan mengungkapkan dukungan terhadap kebijakan AN, “Komisi X DPR RI memberikan dukungan sepenuhnya kepada Kemendikbudristek dalam menjalankan AN, khususnya Survei Lingkungan Belajar," ujarnya.
Baca Juga: Hasil Asesmen Dikeluarkan BNN, Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie Siap Jalani Rehabilitasi
Ia juga mengatakan DPR RI memantau apa yang akan dilakukan dalam Survei Lingkungan Belajar. “Survei Lingkungan Belajar gunanya untuk mengidentifikasi masalah dan melakukan perbaikan di lingkungan belajar,” jelasnya.
Sejalan dengan itu, Direktur Wahid Foundation, Mujtaba Hamdi selaku narasumber mengatakan, Metode asesmen ini (Survei Lingkungan Belajar) menarik karena sifatnya tidak menghukum, tapi justru mendukung untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang optimal.
Tentang pentingnya lingkungan belajar dalam membentuk karakter siswa, Mujtaba menjelaskan yang dimaksud toleransi bukan hanya menghargai, tetapi ada hal yang lebih mendalam, adalah memperluas makna toleransi.
“Kalau hanya ‘menghargai’ bisa jadi hanya seperti; kamu melakukan caramu dan aku menghormati caramu. Akan tetapi ‘memperluas’ adalah; murid bisa bekerja sama dan berkolaborasi dalam satu aktivitas bersama. Misalnya menjelang hari besar keagamaan di sekolah, murid dapat bersama-sama membantu dalam mempersiapkan kegiatan tanpa perlu mengikuti kegiatan ibadahnya. Itu cara-cara untuk memperdalam toleransi tersebut,” pungkas Mujtaba Hamdi.
Berdasarkan hasil riset yang sudah dilakukan oleh Wahid Foundation terhadap murid tentang toleransi dan kebinekaann, lebih dari 80% lebih meyakini bahwa Pancasila menjadi landasan yang berhasil mempersatukan.
“Kita punya modal yang kuat untuk membangun persatuan di tengah-tengah kebinekaan yang luar biasa,” tutupnya.***