Kabupaten Klungkung, Bali, Dukung Implementasi Kurikulum Merdeka, Ini Manfaatnya

8 Agustus 2022, 13:26 WIB
Kemendikbudristek terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah, organisasi-organisasi guru, dan pemangku kepentingan lainnya untuk terus memberikan pemahaman terkait Kurikulum Merdeka agar tidak terjadi miskonsepsi. /Kemendikbud ristek /

JURNAL SOREANG- Kemendikbudristek  terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah, organisasi-organisasi guru, dan pemangku kepentingan lainnya untuk terus memberikan pemahaman terkait Kurikulum Merdeka agar tidak terjadi miskonsepsi.

Hal tersebut ditegaskan oleh Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, di Jakarta, Selasa 2 Agustus 2022.

Anindito mengatakan, upaya tersebut dilakukan dengan menggandeng Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemendikbudristek yang ada di provinsi. Koordinasi yang dilakukan tersebut tak lain agar implementasi Kurikulum Merdeka dapat dipahami secara utuh oleh semua pihak.

Baca Juga: Cetak Talenta Baru yang Kompeten, Satuan Pendidikan di Semarang Implementasikan Kurikulum Merdeka

“Kurikulum Merdeka dirancang untuk memudahkan guru dalam mengajar yang berorientasi pada murid, sehingga menghadirkan pengalaman belajar yang terbaik bagi anak-anak kita,” terang Anindito.

Sebelumnya, Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan (PSKP), BSKAP, Kemendikbudristek, Irsyad Zamjani, turun langsung untuk meninjau implementasi Kurikulum Merdeka di Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali, 28-29 Juli 2022.

Dalam kunjungan kali ini, selain melihat praktik baik implementasi Kurikulum Merdeka, Irsyad juga memantau persiapan Asesmen Nasional di provinsi tersebut.

Baca Juga: Kurikulum Merdeka Dorong Siswa Lebih Aktif dalam Pembelajaran, Berikut Penjelasannya

Pada pertemuan tersebut, Irsyad menyampaikan bahwa sekolah yang bersedia mengimplementasi Kurikulum Merdeka secara mandiri dan belajar secara otodidak itu mampu menciptakan kesan positif lingkungan pembelajaran.

Jika dulu ada bimbingan teknis untuk mempelajari kurikulum baru, berbeda dengan Kurikulum Merdeka yang tidak ada bimbingan teknis khusus karena ini murni gerakan mandiri.

"Sehingga, guru yang menerapkan Kurikulum Merdeka sudah siap belajar dari berbagai sumber khususnya dari Platform Merdeka Mengajar atau belajar dari guru sekolah penggerak, membentuk komunitas belajar, maupun dari pengawas, karena kita ingin menumbuhkan kultur belajar, yang dimulai dari inisiatif dari sekolah bukan melalui bimbingan tapi dengan belajar mandiri,” jelas Irsyad.

Baca Juga: Kurikulum Merdeka Dorong Siswa Lebih Aktif dalam Pembelajaran, Berikut Penjelasannya

Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, menyambut baik dan sangat mendukung implementasi Kurikulum Merdeka. Secara khusus, Suwirta menyampaikan bahwa pembangunan Kabupaten Klungkung berorientasi pada inovasi untuk kesejahteraan masyarakat dan keunggulan daerah dengan tetap memperhatikan keberlanjutan kelestarian alam dan lingkungan.

Orientasi pembangunan ini yang akhirnya menjadi acuan dan diturunkan ke dalam program setiap sekolah di Kabupaten Klungkung dalam menentukan inspirasi tema proyek pembelajaran yang dilakukan di sekolah.

“Pada tahun 2013, kami pernah mengimbau semua guru di Kabupaten Klungkung untuk menggunakan 5 hingga 10 menit di setiap mata pelajaran dengan pendidikan karakter. Saya menyadari karakter itu sangat penting. Jika karakter dibangun dengan baik, maka sumber daya manusia bisa kita andalkan untuk membangun negara ini dengan berkualitas” ujar I Nyoman Suwirta.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek

Tags

Terkini

Terpopuler