JURNAL SOREANG- Kemendikburistek terus melakukan sinergi dan kolaborasi dengan pemerintah daerah (Pemda) dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dan memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar (PMM) di satuan pendidikan pada tahun ajaran baru.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Wartanto mengatakan penerapan Kurikulum Merdeka di satuan pendidikan ini berpotensi mencetak talenta baru yang kompeten.
“Selain mengenalkan dan mendorong kepala sekolah dan guru memanfaatkan PMM dan komunitas belajar, kami juga ingin membangun sinergi dengan pemerintah daerah,” tutur Wartanto dalam kunjungan kerjanya ke daerah terkait Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di Kota Semarang, baru-baru ini.
Wartanto menyebutkan, saat ini sekitar 700-an satuan pendidikan di Indonesia telah mendaftar IKM. “IKM ini juga tidak dipaksakan untuk diterapkan di sekolah karena harus menyesuaikan dengan kondisi di masing-masing sekolah,” ujarnya.
Pada kesempatan ini, Wartanto juga menyampaikan empat keunggulan penerapan Kurikulum Merdeka, yakni lebih sederhana dan mendalam, lebih merdeka, lebih relevan dan interaktif, serta didukung Platform Merdeka Mengajar.
“Sekolah diberi kewenangan memilih jalur sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, yakni Mandiri Belajar, Mandiri Berubah, dan Mandiri Berbagi. “Kami berharap, Bapak/Ibu guru dapat menggunakan Platform Merdeka Mengajar serta memberdayakan komunitas belajar,” terangnya.
Baca Juga: Kurikulum Merdeka Dorong Siswa Lebih Aktif dalam Pembelajaran, Berikut Penjelasannya
Walikota Semarang, Hendrar Prihadi, mengutarakan dari berbagai keputusan yang diterapkan oleh pemerintah pusat terkait pendidikan, hampir semuanya telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Semarang. “Kami melaksanakan dengan _happy_ karena satu visi dengan keputusan tersebut,” ujarnya.