SMK Bakti Nusantara 666, Kepsek Dani Wardani : Tantangan lebih Berat, Dituntut Cetak Siswa Berdaya Saing

Sam
25 Januari 2022, 17:05 WIB
Seorang siswa saat belajar praktek di ruangan yang difasilitasi dengan peralatan dan prosesor canggih di ruang Pusat Keunggulan di kampus SMK Bakti Nusantara 666, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Selasa 25 Januari 2022. /Sam / Jurnal Soreang.Pikiran-Rakyat.com/

JURNAL SOREANG - Sejumlah siswa di jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) di SMK Bakti Nusantara 666 kini bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar di ruangan yang representatif dan nyaman.

Pasalnya, gedung Pusat Keunggulan (PK) bantuan dari pemerintah sudah bisa dipergunakan secara optimal.

Diakui Kepala Sekolah SMK Bakti Nusantara 666, Dani Wardani mengatakan jika siswanya kini lebih bersemangat dalam belajar, terutama saat praktikum, dengan penerapan 50 persen karena masih terkendala pandemi Covid-19.

Baca Juga: Wow, Bukan Main Mahalnya Koleksi Perhiasan Keluarga Kerajaan Inggris, Intip Harganya!

"Alhamdulillah, para siswa lebih bersemangat dan antusias saat memasuki belajar praktek di ruang PK yang baru dibangun, dibandingkan dulu sebelum adanya gedung PK," kata Dani.

Namun Dani pun mengakui jika tantangan kedepan bakal lebih berat, dimana sekolah harus bisa menjalin kerjasama yang berkesinambungan dengan stakeholder di Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).

"Tantangannya yaitu sekolah harus bisa meyakinkan para rekanan supaya mau dan bisa menjalin kerjasama dengan sekolah," kata Dani saat ditemui di meja kerjanya, Selasa 25 Januari 2022.

Baca Juga: Peluang Persib Juara Masih Terbuka, Robert Alberts Bertekad Maksimalkan Setiap Laga Pertandingan

Kerjasama yang dimaksud Dani yaitu terkait investasi sumber daya manusia (SDM), material ataupun alat, dalam hal membuat atau memproduksi bersama.

Sementara itu, kata Dani, untuk masalah kontribusinya, sekolah dituntut untuk melahirkan SDM yang mampu berdaya saing dengan DUDI saat ini.

"Ya tentu nantinya, selain prestasi, sekolah dituntut untuk bisa mencetak dan melahirkan SDM siswa yang mampu berdaya saing dengan DUDI saat ini," tegasnya.

Baca Juga: 10 Tim Underdog Piala Dunia dari Masa ke Masa, dari Korea Utara Hingga Kamerun. Mana yang Paling Mengejutkan?

Dikatakan Dani, penerapan sistem belajar melalui PK di sekolahnya tentu disesuaikan dengan DUDI.

"Artinya, sistem belajar yang dilaksanakan saat ini menyerupai sekaligus sebagai simulasi dari DUDI yang sebenarnya," kata Dani menegaskan.

Di sisi lain, tim pengajar jurusan RPL, Prian Prianas mengatakan jika antusiasme siswa di bawah asuhannya terlihat sangat tinggi dari sebelumnya.

Baca Juga: Italia Terancam Gagal Lolos Piala Dunia 2022 Qatar, Langsung Panggil Mario Balotelli

"Bahkan sekarang siswa pun begitu antusias mengikuti KBM, terutama saat praktek, lantaran alat yang digunakan sudah disesuaikan dengan kebutuhan tekhnologi saat ini, dibanding sebelumnya yang penuh dengan kendala dan keterbatasan," jelas Prian.

Dijelaskan Prian, jika dengan adanya gedung bantuan PK tersebut sangat membantu proses siswa saat praktek.

"Sekarang satu siswa dipercaya untuk memegang satu alat, baik komputer, laptop atau alat lainnya, sehingga mereka pun lebih fokus pada materi yang diberikan terkait mata pelajaran RPL," ungkap Prian.

Baca Juga: Buset, Segini Sekali Jajannya MBS Putra Mahkota Arab Saudi, Bikin Tepuk Jidat

Hal senada disampaikan salah satu siswa di jurusan RPL, Rayan Alfarizi, jika dirinya merasa lebih fokus pada materi yang disampaikan tim pengajar.

"Dengan adanya ruangan yang lebih menunjang seperti ini, tentunya saya lebih fokus dan lebih nyaman saat belajar praktek, dibanding sebelumnya yang banyak menemui kendala, terutama dalam masalah jaringan, karena alat yang terbatas," kata Rayan.

Ia beserta siswa lainnya mengaku lebih mudah menyerap serta mengeksplorasi segala bentuk tekhnologi perangkat lunak.

Baca Juga: Kawasan Pacira Jadi Lokasi Wisata Tingkat Dunia, Peralihan Lahan Marak Dilakukan, Ini Kata Penggiat Lingkungan

"Saya dan teman-teman lebih bisa meningkatkan skill dan kemampuan dalam mempelajari sistem perangkat lunak, seperti Java, html, dan lain-lain," tegasnya.

Sementara itu, Dani berharap, jika sekolahnya mampu mencetak siswa yang berdaya saing saat memasuki DUDI tadi.

"Kondisi sekarang, tentunya mereka (siswa) harus lebih adaptif terhadap perkembangan tekhnologi yang begitu cepat, tidak hanya sebagai pengguna, namun harapannya mereka pun mampu menciptakan dan mengembangkan teknologi yang lebih baik dan selaras dengan DUDI," pungkasnya.***

Editor: Sam

Tags

Terkini

Terpopuler