Ia memaparkan, El Nino membuat SML di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur naik di atas kondisi normal.
Menurutnya, hal ini mengakibatkan potensi pertumbuhan awan dari wilayah Indonesia bergeser ke Samudra Pasifik tengah sehingga akan mengurangi curah hujan.
"Selain memicu kekeringan, minimnya curah hujan yang terjadi juga akan berpotensi meningkatkan jumlah titik api, sehingga makin meningkatkan kondisi kerawanan untuk terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla)," ungkap Dwikorita.
Baca Juga: Jemaah Haji Selfie Berlebihan Depan Kabah Bisa Kena Hukuman Arab Saudi, PPIH: Fokus Ibadah Saja
Sebagian wilayah, sambungnya, diprediksi akan mengalami curah hujan dengan kategori Bawah Normal atau lebih kering dari kondisi normalnya hingga mencapai hanya 20 mm per bulan, bahkan beberapa wilayah mengalami kondisi tidak ada hujan sama sekali (0 mm/bulan).
"Langkah-langkah strategis perlu dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi dampak lanjutan. Utamanya sektor-sektor yang sangat terdampak, seperti sektor pertanian, terutama tanaman pangan semusim yang sangat mengandalkan air," terangnya.
Dwikorita mengatakan, sejumlah langkah strategis yang bisa dilakukan yaitu dengan optimalisasi penggunaan infrastruktur pengelolaan sumber daya air.