Setelah keluar dari penjara, Rasuna Said meneruskan pendidikannya di Islamic College pimpinan K.H. Mochtar Jahja dan Dr. Kusuma Atmaja.
Pada tahun 1935 Rasuna menjadi pemimpin redaksi di majalah Raya, namun karena ruang geraknya yang dibatasi oleh Belanda kemudian ia memutuskan pindah ke Medan.
Di sana ia mendirikan sekolah pendidikan khusus wanita bernama perguruan Putri.
Ia pun mengorbitkan majalah menara Putri yang membahas seputar pentingnya peran perempuan, kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, dan keislaman.
Ketika masa penjajahan Jepang, Rasuna Said turut serta mendirikan organisasi pemuda Nippon Raya di Padang yang kemudian dibubarkan oleh pemerintah Jepang.
Tak berhenti disitu, Rasuna Said aktif memperjuangkan dibentuknya barisan pembela tanah air.
Laskar Pembela Tanah Air inilah yang kelak menjadi cikal bakal Tentara Nasional Indonesia.
Setelah kemerdekaan Indonesia, H.R Rasuna Said lalu berperan aktif di Badan Penerangan Pemuda Indonesia dan Komite Nasional Indonesia.