Menurut Gubernur Mahyeldi, buku ini menjadi luar biasa, lantaran belum pernah satupun istri Bupati, Walikota dan Gubernur di Sumatera Barat yang sempat menuliskan penggalan-penggalan pengalamannya selama mendampingi suami sebagai kepala daerah.
"Beberapa Kepala Daerah memang ada menulis buku memoar dan menurut kami ini penting karena bisa menjadi rujukan bagi kepala daerah penerusnya, supaya tidak berlaku adagium ‘sakali aia gadang sakali tapian barubah’, ada pedoman untuk menjaga keberlanjutan atau kesinambungan pembangunan (sustainable development) di daerah. Tapi istri Kepala Daerah sesungguhnya," katanya.
Nevi sendiri menyatakan, ada banyak catatan sebenarnya yang ia buat tetapi tidak semua catatan itu masuk ke dalam narasi buku lantaran dia pandang bisa mengganggu silaturahmi dengan pihak-pihak tertentu.
Baca Juga: DPR RI Desak Pemerintah Kaji Ulang Aturan Penerapan PCR, Syarief: Hasilnya Lama Sampai 12 Jam
“Jadi ada bagian pengalaman yang saya catat tapi tidak masuk ke dalam buku agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Sebaliknya ada bagian-bagian yang mungkin saya lupa mencatatnya, maklum itulah salah satu sifat lemah manusia, tidak semuanya serta merta teringat pada hal-hal yang sudah lama berlalu,” kata Nevi Zuairina.***